DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menduga munculnya isu utang piutang Anies Baswedan kepada Sandiaga Uno jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 sangat politis. Ia menilai isu tersebut sengaja dimunculkan untuk mempermalukan Anies.
“Tersebarnya surat perjanjian utang Anies Baswedan saat Pilkada 2017, tentu sangat politis. Surat perjanjian itu sengaja dibocorkan dengan tujuan untuk mempermalukan Anies,” ujar Jamiluddin kepada wartawan, Senin (13/2/2023).
“Lebih jauh lagi agar masyarakat tidak mempercayai Anies,” lanjut Jamiluddin.
Menurutnya, indikasi itu dapat dilihat dari dibocorkannya surat perjanjian utang tersebut. Hal itu, menurutnya, sengaja dibocorkan usai Anies dideklarasikan capres oleh Nasdem, Demokrat dan PKS.
Padahal, dalam perjanjian itu jelas dinyatakan utang akan dikembalikan jika Anies kalah dalam Pilkada 2017. Namun, kewajiban itu gugur dengan sendirinya jika Anies menang.
“Nyatanya Anies bersama Sandiaga Uno menang dalam Pilkada 2017, dengan begitu, perjanjian utang tersebut otomatis tidak berlaku,” katanya.
Ia menilai pihak yang membocorkan surat perjanjian tersebut sebetulnya mengetahui Anies tak mempunyai utang saat Pilkada 2017. Namun, karena birahi politiknya untuk menghancurkan reputasi, maka isu tersebut tetap saja disampaikan ke publik.
Sedangkan, di sisi lain, ia mengatakan isu tersebut sebenarnya tak perlu membesar jika Sandiaga Uno cepat menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Namun, Sandiaga terkesan seperti mengambangkan persoaln tersebut dengan menyatakan sudah mengikhlaskannya.
“Jawaban Sandiaga Uno itu mengesankan Anies memang punya utang, hal itu membuat isu utang Anies cepat membesar dan menjadi konsumsi publik,” ujarnya.
Jawaban Sandiaga Uno itu membuat pembenci Anies menggunakan isu tersebut untuk menyudutkan Anies. Isu tersebut juga dimanfaatkan competitor Anies agar menjatuhkan citra Anies.
“Ternyata sebagian elite politik negeri ini masih menggunakan kampanye hitam untuk menghantam lawan politiknya. Politik zaman kuda makan besi masih digunakan di era keterbukaan ini,” tuturnya.
Namun, Jamil mengatakan, isu utang tersebut tampaknya tak berhasil untuk menghancurkan reputasi Anies. Justru, yang terjadi efek boomerang kepada pihak-pihak yang mengangkat isu tersebut.
“Kalau tersebut setidaknya menjadi pembelajaran bagi politisi dalam melemparkan isu. Tanpa kecermatan bermain isu, politisi itu akan dipermainkan isu sendiri. Itu sangat berbahaya bagi dirinya sendirinya,” ucapnya.[populis]