DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh Indonesia Effendi Gazali mempertanyakan maksud dari Sandiaga Uno yang membeberkan adanya perjanjian dengan Anies Baswedan jelang Pilpres 2024.
“Saat dia (Sandiaga Uno) mengungkapkan dan kenapa dia mengungkapkan itu penting nanti indikator lah ya,” ujar Effendi dilansir dari tayangan TV One, Senin (6/2/2023).
Ia juga mengatakan perjanjian itu sifatnya sulit mengikat.
“Nanti kalau 24 Februari ada kontrak seperti ini, ada kontak lagi buat deklarasi capres dengan 3 partai itu,” ujarnya.
“Kalau nanti terjatuh, tidak cocok untuk pendaftaran di Bulan November jadi nggak gampang nih ya, bukan sesuatu yang gampang dan sulit mengikat,” ujarnya.
Serupa dengan Effendi, Pakar politik Ma’mun menyebut perjanjian itu bukanlah hal yang patut dibesar-besarkan karena hanya perjanjia moral.
“Kesepakatan atau perjanjian antara Mas Anies dengan Pak Prabowo ya kuncinya itukan ada di Mas Sandi maupun Mas Fadli Zon ya,” tuturnya dilansir dari tayangan TV One, Senin (6/2/2023).
“Tapi kalau saya coba membaca ya, ini kan untuk Pilpres 2024. Sementara, untuk perjanjian itu kan kalau tidak salah kan terjadi 2016 mungkin 2017,” lanjutnya.
Menurutnya, jika memang benar perjanjian itu ada, rasanya mungkin lebih tepat diberlakukan saat Pilpres 2019 dan tidak untuk Pilpres 2024.
“Apalagi misalnya ini Pilpres yang 2024 kan, apa lagi Mas Anies juga sudah komitmen untuk menjalankan bahwa dia tidak maju, dia komitmen untuk menjadi gubernur sampai akhir periode,”katanya.[populis]