DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan sosok mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Video itu diunggah oleh pengguna akun Twitter @RomeoWalker19 pada Minggu (5/2/2023).
Dalam video itu, Ahok tampak tengah menceritakan soal momen rapat mediasi yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) antara dirinya dengan DPRD DKI Jakarta yang berakhir dengan ricuh pada 2015 silam.
Tak hanya itu, Ahok juga menyinggung aksinya yang menulis ‘pemahaman nenek lu!’ saat mengoreksi rencana anggaran yang diajukan oleh DPRD DKI Jakarta. Hal itu karena menurutnya rencana anggaran tersebut tidak masuk akal.
“Nah yang dimaksud kompromi itu membuat kebijakan, ya saya tidak ada kompromi. Anda masih ingat dulu di DKI saya tulis ‘pemahaman nenek lu’ yang ribut, saya diteriakin anjing di Kemendagri oleh oknum anggota DPRD,” ucapnya.
Ia melanjutkan, “Itu (dia) berdiri teriakin saya anjing karena ada dua anggaran yang saya tidak mau kompromi. Mereka mengajukan ada Rp12,5 triliun untuk mereka belanja suka-suka dia. Saya enggak bisa, ini mesti pakai budget, ini sesuai dengan musrenbang.”
Ahok pun mengungkap aksi sejumlah anggota DPRD DKI yang berbisik hingga ‘mengancam’ akan mendemonya setiap minggu jika ia terus melakukan hal seperti itu.
Ia mengatakan, “Tapi mereka ada bisik-bisik ‘kalau kamu terus kayak gini nanti tiap minggu demo kamu, kamu jangan harap bisa lanjut’. Nah saya memilih, ketika berbicara seperti itu, lebih baik saya turun, tidak terpilih, tapi saya telah melakukan suatu kebenaran, keadilan, kejujuran.”
“Tentu bagi saya itu peri kemanusiaan. Dia teriakin saya ‘anjing kamu’ katanya, teriakin marahin saya. Saya bilang ‘saya memang anjing, anjing jaga duit orang Jakarta’. Yaudah, untuk hal itu enggak kompromi,” sambungnya.
Ahok menegaskan dirinya bisa berkompromi terkait anggaran yang dibutuhkan, hal apa yang lebih penting, dana tidak cukup, dan semacam itu, bukan kompromi dengan rencana anggaran yang seenaknya.
Ia sendiri yakin dirinya dengan anggota DPRD DKI saat itu tidak akan bertengkar karena mereka memiliki tujuan yang sama, kecuali jika DPRD DKI hanya mau pencitraan.
“Saya orang yang terbuka. Saya selalu katakan satu prinsip ‘Kalau kamu bodoh, nurut sama saya. Kalau kamu pintar, ya ngajar saya’. Jadi jangan jadi orang pinter kagak mau ngajar, bodoh kagak mau nurut. Nah ini bahasa di kampung saya seperti itu. Jadi bagi saya sederhana, kalau Anda pinter ya ajarin saya,” tegasnya.
Ahok melanjutkan, “Ya kalau saya bisa mematahkan argumentasi Anda, Anda enggak bisa jawab, ya enggak bisa bilang pokoknya dong. Kan kita tujuannya sama, membuat penuh otak, perut, dan dompet rakyat. Kita ingin pelayanan yang baik, kita ingin bekerja untuk rakyat. Saya yakin kita enggak mungkin berantem kok, paling soal cara (yang diributkan). Kecuali Anda pengen pencitraan. Anda pengen melakukan sebuah prinsip ‘yang penting punya kekuasaan’. Kalau saya enggak.”
Setelah itu, Ahok menyampaikan soal cara melawan korupsi yang merupakan akar masalah di Indonesia. “Saya selalu katakan ‘gimana sih bisa transparan segala macem?’, saya selalu percaya kalau akar semua masalah di Indonesia itu adalah korupsi. Untuk bisa merapikan, menyembuhkan akar masalah di Indonesia ini, untuk melawan korupsi ya bersih dan transparan,” pungkasnya.
Saat mengunggah video tersebut, pengguna akun @RomeoWalker19 menyinggung kadrun yang menyebut Ahok sebagai kafir penista agama. Padahal, menurutnya ia adalah ‘anjing’ yang ditakuti oleh para koruptor.
Ia menulis, “SI KAFIR SANG PENISTA AGAMA (Versi KADRUNNIESTA) ITU...Adlh Anjing Penjaga Uang Warga DKI, Anjing Yg Ditakuti Para Koruptor Penikmat APBD DKI Yg Tdk Bisa Diajak Kompromi Utk Membuat Kebijakan Saat Itu.”
“BTP:Bersih Transparan Profesional,” tutupnya menandaskan, dikutip Populis.id dari cuitan akun @RomeoWalker19 pada Senin (6/2/2023).[populis]