DEMOKRASI.CO.ID - Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira ikut mengomentari terpilihnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Dia meminta agar hal ini tak dipersoalkan.
Harus diakui terpilihnya Erick Thohir menjadi orang nomor satu di federasi sepak bola Tanah Air itu disoal banyak pihak, sebab Erick sekarang ini masih aktif menjabat menteri BUMN, hal ini membuatnya harus rangkap jabatan.
Menurut Andreas, rangkap jabatan itu tak perlu dipermasalahkan sebab pihak terkait dalam Konferensi Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan baru-baru memang sudah mengetahui jika Erick adalah menteri Jokowi.
"Yang mempunyai hak suara dan perwakilan FIFA yang menjadi pengawas KLB kan sudah tahu bahwa pak Erick Thohir ini Meneg BUMN dan mereka memilih pak Erick Thohir," katanya saat dihubungi Populis.id pada Senin (20/02/2023).
Ia menegaskan bahwa orang yang memilih Erick Thoir mempunyai banyak pertimbangan. Selain karena profesionalitas Erick Thohir dalam bidang mengelola organisasi bisnisnya, kata dia, pengalaman sebagai pemilik dan pengurus beberapa klub sepakbola profesional baik di dalam maupun luar negeri, merupakan faktor yang dipertimbangkan untuk memilih Erick.
"Sekarang tinggal pak Erick yang harus memberikan jawaban bahwa keterpilihannya sebagai Ketum PSSI ini akan membawa kemajuan prestasi sepakbola Indonesia," terangnya.
Politisi PDI Perjuangan ini juga menegaskan rangkap jabatan tersebut tidak akan membawa pengaruh negatif baik bagi BUMN maupun bagi sepakbola Indonesia, tetapi sebaliknya akan membawa pengaruh positif baik bagi BUMN juga bagi PSSI.
"Rakyat Indonesia, penggemar sepakbola menunggu pembuktian dari pak Erick," tegasnya.
Namun demikian, ia mengakui terpilihnya Zainudin Amali yang juga adalah Menpora, memang agak mengejutkan. Sebagai Menpora beliau pun bersedia merangkap jabatan sebagai Waketum PSSI, tentu ini menjadi pertanyaan publik.
"Maka agar tidak terjadi conflict of interest, karena sebagai Menpora sesuai dengan UU SKN nasional beliau seharusnya membina dan menaungi semua cabang olahraga. Juga bagaimana dengan nasib Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang justru lahir pada masa menpora saat ini," pungkasnya.[populis]