DEMOKRASI.CO.ID -Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menentang habis klaim PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang menyebut bahwa program ajang balap mobil listrik Formula E memiliki keuntungan sebesar Rp 5 miliar.
Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menentang karena klaim keuntungan PT Jakpro tersebut jauh dari APBD DKI yang dikeluarkan untuk pembayaran commitment fee sebesar Rp 560 Miliar.
“Jelas tidak benar kalo dibilang kita untung. Sebab tidak adil jika tidak menghitung pengeluaran APBD sebesar Rp 560 Miliar kemarin. Artinya masih sangat jauh,” kata Ara kepada wartawan, Kamis (2/2/2023).
Apalagi, PT Jakpro masih punya tanggungan yang harus dibayar kepada pihak Formula E Operation (FEO) untuk penyelenggaraan sampai dengan 2024. Sehingga kurang tepat jika Jakpro terlalu dini mengklaim program tersebut memiliki keuntungan.
“Apalagi Jakpro masih harus membayar kekurangan commitment fee sekitar Rp 90 Miliar lagi di luar Rp 560 Miliar tadi. Masih ada utang kok berani ngomong untung” tambahnya.
Selain itu, Ara juga meminta Jakpro dapat melaporkan secara resmi pertanggungjawaban Formula E kepada DPRD dengan data yang lebih detil.
“Kami minta Jakpro jangan kencang di media saja padahal laporan ke DPRD belum disampaikan, kami yang sudah minta sejak tahun lalu. Bahkan revisi studi kelayakan pun belum diberikan,” katanya.
Ara kemudian meminta Jakpro untuk mengganti kerugian rakyat Jakarta yang harus menanggung pembayaran ratusan miliar untuk ajang balapan tersebut.
“Kalo kami inginnya uang Rp 560 Miliar itu harus dikembalikan ke APBD agar bisa digunakan untuk pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat,” tutur Ara.
“Tapi jika pendapatannya hanya segini saya pesimis itu bisa terjadi. Kesimpulannya kita rugi besar karena Formula E,” tutupnya.
Sebelumnya, VP Sekretaris Perusahaan PT Jakpro Syachrial Syarif menyebut bahwa berdasarkan hasil audit kantor akuntan publik program Formula E ternyata menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5,29 miliar. Hasil tersebut berbeda dari laporan keuangan sementara yang sempat dihimpun pada 30 September 2022.
"Hasil keuntungannya memang berbeda dari sebelumnya, ya. Kita sampaikan waktu itu Rp 6 koma sekian miliar, sekarang Rp5,29 miliar setelah audit," ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (1/2/2023).[populis]