DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial yang juga layalis garis keras Ganjar Pranowo Yusuf Muhammad mencurigai ada campur tangan Amerika Serikat dalam pencapresan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang. Dia mengatakan, bisa jadi eks Gubernur DKI Jakarta itu bakal jadi capres boneka yang disokong Amerika dari balik layar.
Pernyataan Yusuf Muhammad itu bukan tanpa dasar, dia mengatakan pada 13 November 2023 lalu Anies Baswedan bertemu dengan Duta Besar AS Sung Yong Kim. Pertemuan itu dilakukan di Bali, pembicaraan mereka hingga kini tidak diketahui.
Setelah pertemuan di Bali itu, Sung Yong Kim baru-baru ini berkunjung ke markas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan salah satu partai politik pengusung Anies Baswedan pada Pilpres mendatang.
“13 November 2022 : Abas bertemu Dubes AS di Bali. 15 Februari 2023 : Dubes AS kunjungi Markas PKS. Apakah ini pertanda AS sedang mempersiapkan 'boneka' untuk 2024?” kata Yusuf Muhammad dalam sebuah cuitan di akun twitternya @yusuf_dumdum dilansir Populis.id Jumat (17/2/2023).
Dalam cuitannya itu, Yusuf Muhammad juga memamerkan dua foto, pada foto pertama tampak Anies Baswedan sedang bersalaman dengan Sung Yong Kim. Dubes As itu tampak mengenakan batik, sementara Anies Baswedan mengenakan setelan jas hitam. Keduanya berjabat tangan sambil lempar senyum sumringah ke arah kamera.
Pada foto kedua, Yusuf Muhammad mengunggah tangkapan layar sebuah berita daring yang memberitakan kunjungan Sung Yong Kim ke Markas PKS baru-baru ini,
“PKS bocorkan isi pertemuan dengan Dubes AS: Bahas Politik dan Pemilu,” demikian bunyi judul berita media daring yang diunggah Yusuf Muhammad.
Sebagaimana diketahui, Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat di Indonesia, Sing Yong Kim mengunjungi markas PKS pada Rabu (15/2/2023).
Ketua DPP PKS, Al Muzzammil Yusuf mengakui, salah satu obrolan yang dibahas dalam momen itu terkait Pemilu 2024. Menurut dia, Amerika menghormati proses demokrasi yang ada di Indonesia.
"Kunjungan dubes untuk menyatakan bahwa AS menghormati proses demokrasi yang berjalan di masing-masing negara. Termasuk Indonesia. Sesuai aturan yang berlaku di Indonesia," kata Muzzammil.
Dia menjelaskan, di Indonesia pencalonan Presiden dijamin oleh konstitusi dapat diajukan parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu sesuai persyaratan UU pemilu atau Pilpres .
"Maka situasi terbentuknya pasangan calon harus dibuat kondusif oleh semua pihak. Sehingga rakyat dapat memilih Pasangan Capres terbaik untuk masa depan Indonesia. Melalui Pemilu yang luber Jurdil dan damai," tegasnya.
Muzzammil membantah pertemuan itu membahas dukungan Amerika kepada Capres jagoan PKS yakni Anies Baswedan. Menurut dia, tema yang dibahas demokrasi secara umum.
"Temanya Demokrasi secara Umum. Mendukung semua calon terbaik yang akan muncul melalui partai-partai. Harus difasilitasi oleh negara. Sesuai aturan UU yang berlaku," imbuhnya.[populis]