DEMOKRASI.CO.ID - Eks Kader NasDem Zulfan Lindan blak-blakan mengatakan, Anies Baswedan berpeluang dilepehin Surya Paloh, eks Gubernur DKI Jakarta itu bisa saja tak diusung NasDem pada Pilpres 2024 mendatang karena berbagai alasan. Salah satunya adalah hengkangnya NasDem dari koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Zulfan menegaskan, peluang keluarnya NasDem dari koalisi perubahan masih sangat besar, partai ini bakal merapat ke poros lain kalau calon presiden dan wakil presiden yang bakal berlaga pada Pilpres mendatang lebih dari dua pasangan.
“Mas Surya Paloh itu akan berada di tempat lain kalau calon presiden dan calon wakil presidennya lebih dari dua. Kalau calonnya hanya dua misalnya, tidak ada pilihan bisa jadi dia merapat ke Prabowo,” kata Zulfan Lindan dilansir dari saluran Youtube Total Politik, Jumat (10/02/23).
Zulfan menegaskan, dalam dunia politik semua yang dianggap mustahil bisa terjadi, jadi soal peluang merapatnya NasDem ke poros Gerindra bukan sesuatu yang sulit, apalagi selama ini kedua partai politik itu sudah bermitra di kabinet kerja Presiden Joko Widodo.
“Bisa ya kan? Contohnya kita tahu bagaimana hubungan Paloh dengan Luhut, perbedaannya juga tajam ya. Tetapi itu masih bisa ketemu. Dan kemudian secara formal sebenarnya Paloh dan Prabowo mereka sudah ketemu ketika itu Prabowo pun berkunjung ke Nasdem, ya diterima bersama-sama,” jelasnya.
“Ya itulah kalau kita berangkat ke situ nah saya kira kemungkinan untuk bahwa dalam situasi tertentu yang apalagi situasi terdesak bisa saja Surya Paloh itu lompat ke Gerindra,” tambahnya memungkasi.
Sebagaimana diketahui, NasDem saat ini tengah menggodok koalisi bersama PKS dan Partai Demokrat untuk mengusung Anies Baswedan pada Pilpres mendatang, namun pembahasan koalisi ketiga partai ini masih stagnan.
Mereka masih membicarakan calon wakil presiden pendamping Anies Baswedan, PKS dan Demokrat masing-masing menyodorkan satu nama Cawapres.
Sementara itu, Gerindra sekarang ini sudah menyatakan diri berkoalisi dengan PKB dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden. [populis]