DEMOKRASI.CO.ID - Menag Yaqut Cholil Qoumas hadir membacakan penerima penghargaan kategori Pesantren Berusia Satu Abad. Menag menyampaikan apresiasinya kepada penerima penghargaan, serta berharap kiprah dan jerih payah para pejuang tetap dapat terus dilanjutkan.
"Sebagai bagian kecil dari pondok pesantren, saya sangat berbangga hati kepada bapak ibu sekalian yang telah menjaga pesantren dan tetap memberikan pengabdian terbaiknya kepada agama, umat dan negara khususnya," terang Menag yang dikutip dari Kemenag.go.id pada Kamis (2/2/2023).
Yaqut menghadiri Anugerah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang di gelar di Theater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Selasa (2/2/2023) lalu. Helat ini digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai rangkaian peringatan Satu Abad NU.
Penghargaan diberikan kepada tokoh dan pesantren yang berjasa dan berkontribusi bagi kemajuan negara dan peradaban umat. Penghargaan sekaligus sebagai wujud terima kasih atas dedikasi dan perjuangan para tokoh dan pesantren, tidak hanya berkontribusi bagi kemajuan perkembangan Nahdatul Ulama tapi juga bagi perubahan dan perkembangan peradaban.
Ada sejumlah kategori penghargaan, antara lain: Lembaga dan Individu Internasional, Tokoh Nasional untuk Jasa dan Kontribusinya bagi Negara, Kategori Pesantren Berusia Satu Abad, Kategori Pengabdi Sepanjang Hayat, Kategori Pejuang NU Sub Kategori Penandatangan Naskah Pendirian NU, Pejuang NU Sub Kategori Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, dan Pejuang NU Sub Kategori Rais 'Aam.
Selain itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan kegiatan hari lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama dirancang bukan hanya menggambarkan satu abad kiprah NU tapi juga bagaimana kinerjanya pada perjalanan abad ke-2.
"Pada peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya terkait capaian Nahdatul Ulama 1 abad ini, namun juga bagaimana pokok-pokok akidah yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang," ujar Gus Yahya, panggilan akrabnya.
Kegiatan Anugerah Satu Abad NU ini dihadiri oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Presiden ke 5 Indonesia Megawati Soekarno Putri, Ibu Negara Ke 5 Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, para Menteri Kabinet Indonesia Maju dan Para Tokoh Nahdatul Ulama.[populis]