DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik dari Citra Insttute, Efriza menyebut pembahasan alot antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat mengenai siapa yang akan menjadi cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024 akan segera berakhir.
Efriza meyakini kedua partai tersebut pada akhirnya akan mencari sosok pendamping Anies dari luar partai, yaitu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Terkait simulasi pasangan itu PKS sudah memberi restu, namun masih perlu upaya sedikit untuk meyakinkan Demokrat.
"PKS tampaknya akan menerima Khofifah disandingkan dengan Anies Baswedan. Koalisi Perubahan hanya tinggal meyakini Partai Demokrat semata untuk menerima Khofifah," kata Efriza saat dikonfirmasi, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, Demokrat tidak akan keberatan mengusung Anies-Khofifah karena partainya tidak lagi memaksakan kursi cawapres bagi Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Disisi lain, Khofifah bukan orang baru karena pernah didukung Demokrat di Pilkada Jawa Timur pada 2018 silam.
"Tampaknya tidaklah berat, karena Khofifah juga diusung oleh Partai Demokrat saat Pilkada Jawa Timur kemarin. Apalagi Demokrat sudah menyatakan tak lagi memaksakan AHY sebagai cawapres," katanya.
Efriza menilai, majunya Khofifah ini akan kembali meramaikan kader Nahdlatul Ulama (NU) dalam bursa cawapres di Pemilu 2024. Sebab selain Khofifah yang akan menjadi cawapres Anies, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga berpotensi untuk menemani Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Kemungkinan NU mendapatkan dua kadernya dapat diusung sebagai cawapres masih potensial selain Khofifah juga Muhaimin Iskandar masih berjuang di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya," pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menyetujui apabila Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi cawapres Anis Baswedan di Pilpres 2024. Khofifah dinilai dapat mewakili sejumlah segmentasi pemilih yang dapat melengkapi Anies agar menuju kemenangan.[populis]