DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu kembali menyentil Presiden RI Joko Widodo. Dia menilai Jokowi adalah satu-satunya kepala negara Indonesia yang paling juara menumpuk utang negara.
Bahkan kata dia,utang di rezim Jokowi menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan rezim sebelumnya seperti pada era pemerintahan Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Kehebatan Presiden membuat utang PER HARI: Pak Harto: Rp 0,07 trilyun (sudah termasuk utang BUMN) Pak SBY: Rp 0,36 trilyun. Pak Jokowi: Rp1,7 trilyun (belum termasuk utang BUMN)" kata Said Didu dalam sebuah cuitan di akun twitter pribadinya Selasa (24/1/2023).
Cuitan Said Dudu langsung diserbu komentar para netizen, beberapa orang mendukung, sementara yang lain justru menghujat, bahkan ada beberapa diantaranya yang meminta data dari pernyataan tersebut, sebab Said Didu dinilai hanya asal klaim.
Pengguna akun @gabriccia1 meminta data analisis mengenai penggunaan utang juga pengaruhnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Saya sepakat jumlahnya memang membesar. Nah sebagai manusia merdeka nan terhormat dan terkenal, coba saya dikasih data dan analisanya soal penggunaan utang dan proyeksi dari dampak penggunaannya plus analisis rasio hutang terhadap PDB dan PDRB nya pak.. DITUNGGU” tulisnya.
Selain itu, warganet lainnya juga menyebut jika ada banyak variabel yang seharusnya dimasukkan dan dijadikan acuan mengingat utang Soeharto yang terkecil namun pada masa pemerintahannya negara mengalami krisis.
“Selain jumlah, Ada banyak variabel lain yang harus dimasukkan. Karena sekecil kecilnya hutang Soeharto, hanya di masa dia negara bisa krisis dan inflasi gede gedean. Kalo kondisi ekonomi jaman Jokowi lebih buruk dari jaman Soeharto harusnya pas Covid nasib negara ini kek Sri Langka”, komentar warganet @renita_hartini.
Sebagai informasi, utang Indonesia per 29 Desember 2022 menyentuh angka Rp 7.554,25 triliun. Artinya, utang Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar Rp 57,55 triliun yang sebelumnya pada oktober 2022 berada di angka Rp 7.496,7 triliun.
Dilansir dari laman CNBC Indonesia, utang Indonesia hingga November 2022 menyentuh 38,65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan adanya angka utang Indonesia yang mengalami pertumbuhan, hal ini dinilai pemerintah yang dalam hal ini Menteri Keuangan sebagai hal yang masih wajar.[populis]