DEMOKRASI.CO.ID - Pernyataan Ketua DPP Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus meminta izin terlebih dahulu kepada partai pengusungnya sebelum reshuffle kabinet menjadi sorotan publik.
Hal itu, Gus Choi katakana merujuk pada wancana reshuffle kabinet Jokowi yang disebut-sebut menyasar ke Menteri dari Partai Nasdem.
Mengenai hal itulah, Gus Choi mengatakan Jokowi seharusnya menghormati hak partai Nasdem sebagai pengusung Jokowi. Pasalnya, partainya sudah mendukung Jokowi sejak periode pertama tahun 2014 silam.
"NasDem itu pendukung setia Pak Jokowi sejak 2014.Reshufflesekarang itu apa sudah menghormati hak NasDem sebagai pengusung? Misalnya Pak Surya diajak konsultasi, ditanya, diberitahu (soalreshufflekabinet), itu yang saya tidak tahu," tutur Gus Choi, Sabtu (7/1/2023).
Pernyataan Gus Choi ini membuat salah satu pegiat media sosial Jhon Sitorus pun menanggapinya. Jhon justru mengucapkan terima kasih ketika menanggapi soal pernyataan tersebut.
Jhon menilai pernyataan Gus Choi merupakan wujud sikap Nasdem yang sebagai musuh dalam selimut.
"Terimakasih sebesar-besarnya kepada NASDEM. Kalian semakin menunjukkan bahwa kalian memang MUSUH DALAM SELIMUT," cuitan Jhon dalam akun Twitter pribadinya, Senin (9/1/2023).
Menurutnya, hal itu menyatakan bahwa tak ada regulasi yang mewajibkan presiden untuk berkonsultasi kepada petinggi parpol untuk melakukan reshuffle.
"Tidak pernah ada dalam UUD bahwa Reshuffle kabinet harus melapor ke pimpinan PARPOL," ujar Jhon.
"Haluan kita ada UUD 1945, bukan om BREWOK sang penunggang BAPAK politik IDENTITAS," lanjutnya.[populis]