DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengancam akan memecat kader PDIP yang enggan blusukan ke masyarakat.
Peringatan pemecatan ini dua kali dilontarkan Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di Jakarta, Selasa (10/1).
Megawati percaya blusukan adalah cara menghimpun dukungan masyarakat. Dia berkata turun ke rakyat dapat menggaet pemilih-pemilih yang selama ini belum menentukan pilihan.
"Jadi, Ibu mesti apa dong? Hayo, jawab sendiri. Ibu mesti apa?" ucap Mega.
"Pecat," jawab para kader.
"Ya, karena tidak menjalankan instruksi partai," kata Mega.
Mega bercerita ketika dulu mengawali karier di PDI. Dia mencoba berkunjung ke rumah-rumah rakyat untuk memperkenalkan diri.
Dia mengajak rakyat berbincang untuk menumbuhkan keterkaitan batin. Menurutnya, upaya itu mendongkrak perolehan kursi DPR RI bagi PDI hingga 100 persen.
Mega juga bercerita bagaimana mengajarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan. Mega bertaruh dengan Jokowi bahwa dirinya lebih banyak berkunjung ke rakyat dibandingkan Jokowi.
Setelah perbincangan itu, Jokowi menjadi semangat menemui rakyat. Dia tak mau kalah dengan Mega dalam urusan menemui rakyat. Bahkan, Mega menyebut banyak anak buah Jokowi sampai kelelahan.
"Itu nanya pemimpin loh. Mbok niru ngono wae," ucap Mega meminta kader meniru kegigihan Jokowi.
Peringatan Megawati soal pemecatan ini juga disampaikan pada awal pidato.
Pada awal pidato Megawati mengingatkan para kadernya untuk taat pada aturan. Dia menegaskan tak ragu-ragu memecat kader PDIP yang tak taat aturan.
Menurut Megawati aturan partai harus dimasukkan ke hati dan pikiran, sehingga bisa selaras dalam sikap.
"Kita diparingi, loh sama gusti Allah loh, bisa jadi begini loh. Jadi kalau saya dengan segala hormat saya, kalau ada anak buah yang sudah di dalam aturan partainya harus sampai tingkat pemecatan, saya teken, jreet. Jadi jangan bikin tangan ibu ini untuk membuat itu," kata Mega.[cnn]