DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo belum mau membeberkan soal perombakan kabinet Indonesia Maju. Jokowi juga tidak membenarkan reshuffle akan dilakukan di Rabu Pon bulan Februari.
Ia enggan mengungkap soal perombakan dan meminta publik untuk menunggu pengumuman langsung dari dirinya.
"Rabu Pon? Benar? Ya nanti tunggu saja," katanya kepada awak media di kawasan Hotel Indonesia (HI), Jakarta pada Minggu (29/01/2023).
Terpisah, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto menjawab ketika ditanya apakah ada momentum 1 Februari yang bertepatan dengan Rabu Pon akan dilaksanakan perombakan kabinet. Menurutnya, Rabu Pon kerap digunakan untuk menetapkan keputusan strategis.
"Ya, Rabu Pon, berbagai momentum-momentum pada Rabu Pon, itu memang sering mengandung sesuatu yang istimewa dalam pengertian muncul kesadaran batin di dalam mengambil keputusan-keputusan strategis. Setiap orang punya preferensi itu," tuturnya.
Hasto mengatakan, Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno juga mempunya preferensi dalam mengambil kebijakan. Yakni melihat momentum 17 Agutus 1945 dalam pembangunan Waduk Jati Luhur.
"Kemudian menetapkan pola pembangunan semesta berencana, itu total halamannya seperti itu, mewakili 17-8-45. Sehingga itu preferensi, biasa dipilih para pemimpin,” ujar Hasto
Jadi ya kita tunggu saja apakah akan terjadi reshuffle atau tidak (pada Rabu Pon, red), kita tunggu saja keputusan presiden," pungkasnya.
Diketahui, isu reshuffle kabinet Indonesia Maju mencuat setelah ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyebutkan menteri dari Partai NasDem perlu dievaluasi. Menteri yang dimaksud adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkunan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Sementara itu, pihak NasDem menganggap bahwa dua menteri itu justru tidak layak untuk dikeluarkan dari kabinet. Pasalnya, mereka punya prestasi selama menjadi pembantu Jokowi.[populis]