DEMOKRASI.CO.ID - Penceramah kondang Ustaz Taufik Damas ikut mengomentari permintaan maaf Cendekiawan Muslim Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun terkait polemik Joko Widodo Firaun.
Menurut Ustaz Taufik, permintaan maaf yang dilakukan Cak Nun tidak dilakukan secara sungguh-sungguh, sebab dia sama sekali tidak menyebut nama kepala negara dalam permintaan maafnya itu, padahal ketika menyerang presiden dia blak-blakan menyebut nama Jokowi.
"Memang saya juga lihat dia tidak meminta maaf pada Jokowi, seharusnya dia sebut saja minta maaf. Karena ketika dia menyebut Firaun juga nama Jokowi itu jelas disebut," katanya dilansir Populis.id dari saluran YouTube MindTV Indonesia Minggu (22/1/2023)
Ustaz Taufik lantas menyinggung pentingnya meminta maaf kepada sesama manusia ketika sudah menyadari suatu perbuatan yang keliru. Permohonan maaf yang dilakukan dengan sungguh-sungguh lanjut Ustaz Taufik jelas diampuni Tuhan.
"Penting sekali kita minta maaf sama manusia. Karena kalau kita berdosa pada Allah, kita istighfar, minta ampun dan berjanji tidak mengulangi lagi, itu pasti Allah ampuni," tuturnya.
Ustaz Taufik melanjutkan, apabila permintaan maaf dilakukan hanya sekedarnya dan dengan keterpaksaan,maka hal tersebut justru dicatat Tuhan. Kelak itu bakal jadi bahan hitung-hitungan di akhirat nanti.
"Tapi kalau berdosa pada manusia, kalau kita tidak minta maaf sama manusia, itu akan jadi perhitungan di akhirat nanti. Bahkan dalam hadist nabi ada orang yang bangkrut, walaupun ibadahnya bagus, tapi perilakunya terhadap manusia tidak bagus, akhirnya pahala ibadahnya itu diambil," tuturnya.
Adapun Cak Nun terangi-terangan menyerang kepala negara dalam sebuah ceramahnya yang disampaikan di hadapan para pengikutnya. Dia mengatakan, sekarang ini Indonesia tengah dipimpin seorang Firaun yang bernama Jokowi. Potongan video pernyataannya itu kemudian viral dan dan jadi perbincangan publik.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan Haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun
Setelah omongannya itu berpolemik, Cak Nun kemudian meminta maaf. Dia mengaku melontarkan kata-kata pedas itu di luar kesadarannya. Dia bahkan mengaku ketia itu dirinya sedang kesambet alias kerasukan. [populis]