DEMOKRASI.CO.ID - Kunjungan Partai NasDem ke Sekber Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang mencuri perhatian publik. Salah satunya pengamat politik sekaligus Direktur IndoBarometer, Muhammad Qodari.
Qodari sendiri menilai pertemuan ketiga partai politik tersebut merupakan skenario Partai NasDem dalam mencari alternatif koalisi lain usai mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) yang mereka usung beberapa waktu lalu.
“Kita tahu posisi NasDem kan mencalonkan Anies sebagai calon presiden, nah komunikasi politik yang selama ini terjadi antara NasDem adalah dengan Partai Demokrat dan PKS,” kata Qodari kepada awak media pada Jumat (27/1/2023).
Ia menambahkan, “Di sini rupanya menjadi sumber kerumitan tersendiri, karena Demokrat ingin AHY jadi wakilnya Anies Baswedan, sementara PKS ingin Ahmad Heryawan.”
Sementara itu, Gerindra sendiri dari awal sudah memiliki bacapres mereka sendiri, yaitu Prabowo Subianto. Oleh karena itu, Qodari merasa kerumitan dalam Koalisi Perubahan tersebut membuat NasDem khawatir dengan langkah pencalonan Anies selanjutnya.
Di sisi lain, Anies sejak awal memang telah berkomunikasi dengan Demokrat dan PKS. Sayangnya, Koalisi Perubahan baru bisa mengajukan capres mereka jika sudah memenuhi persyaratan UU Presidential Threshold sebanyak 20 persen, yaitu jika tiga parpol bersepakat.
Namun, hingga saat ini NasDem, Demokrat, dan PKS belum kompak menemukan kesepakatan. “Jadi ya dalam situasi pertemuan Nasdem dengan Gerindra itu, saya melihat NasDem ingin membuka kemungkinan-kemungkinan yang lain ya,” pungkas Qodari.
Oleh karena itu, Qodari menyebut NasDem harus memiliki alternatif lain untuk bergabung dalam pesta demokrasi pada 2024 mendatang jika Koalisi Perubahan tersebut tidak kunjung bersatu. Begitu pula dengan dengan Demokrat dan PKS yang kursinya tak jauh berbeda.
Pertanyaannya, mengapa NasDem harus berkoalisi dengan Gerindra-PKB, alih-alih bersama Demokrat-PKS?
Qodari menjelaskan, “Saya melihat karena koalisi yang masih memungkinkan dibangun pada hari ini Koalisi Gondangdia, antara Gerindra dan PKB, karena baru dia partai politik. Sedangkan di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga sudah penuh.”
“Di KIB bisa dikatakan itu sudah sudah penuh, ada Golkar ada PPP ada PAN. Dan kalau bergabung disana, posisi NasDem tidak akan signifikan. Jadi Nasdem kalau masuk ke sana itu menjadi penggembira,” sambungnya.[populis]