DEMOKRASI.CO.ID - Dalam acara puncak HUT PDIP ke-50 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpidato di depan ribuan kader partai dari seluruh Indonesia.
Salah satu isi dari pidato yang disampaikan oleh pentolan dari partai yang berlambang banteng tersebut yakni ia sempat ‘mem-bully’ Presiden Jokowi.
Megawati mengatakan Presiden Jokowi tidak akan jadi siapa-siapa jika tidak masuk ke PDIP dan ia masih belum membeberkan siapa nama calon presiden yang akan diusung untuk maju ke Pilpres 2024.
Mendengar hal tersebut, Pengamat Politik Rocky Gerung ikut menyoroti soal pidato Ketua Umum PDIP tersebut dalam acara HUT ke-50 partainya yang digelar pada Selasa (10/1).
"Orang mau tunggu pidato tentang calon presiden, tapi dari awal kita sudah duga Bu Mega nggak mungkin ucapkan itu. Karena justru dia dipaksa-paksa dikepung oleh lembaga survei," ucap Rocky dilihat Populis.id melalui tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat (13/1).
"Jadi sekali lagi kita lihat satu kualitas. Itu adalah bagian dari sinyal bahwa Ibu Mega tidak ingin dikendalikan oleh para surveyor, nggak ingin dikendalikan oleh tukar tambah istana. Jadi Ibu Mega menang banyak kemarin," lanjutnya.
"Jadi lepas dari soal-soal lain, khusus untuk peristiwa kemarin itu, kita kasih 12 jempol buat Ibu Mega. Beliau tidak tergoda dan dia tahu bahwa partai ini didirikan untuk bertempur bukan untuk dijadikan peralatan oligarki," kata Rocky.
"Itu mungkin yang akan dievaluasi pagi ini oleh istana, lembaga-lembaga survei bahwa memang Megawati itu adalah pemimpin," tutupnya.[populis]
