DEMOKRASI.CO.ID - Pegiat media sosial Jhon Sitorus ikut mengomentari kabar duka cita dari Lieus Sungkharisma yang dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung secara mendadak. Lieus meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah pada Selasa (24/1/2023) malam.
Menurut Jhon Sitorus meninggalnya Lieus Sungkharisma berkaitan erat dengan sumpah eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2017 silam.
Dimana Ahok ketika divonis bersalah dalam kasus penistaan agama, dia bersumpah di muka sidang, satu persatu orang yang telah menjebloskan ke penjara bakal berhadapan dengan Tuhan. Beberapa tahun setelahnya sejumlah tokoh yang melawan Ahok dalam kasus ini memang meninggal dunia mulai dari Tengku Zulkarnain, Maaher At Thuwalibbi, Haji Lulung hingga yang terbaru Lieus Sungkharisma.
Harus diakui ketika itu Lieus Sungkharisma adalah salah satu tokoh yang paling getol bersuara dalam kasus Surat Al-Maidah 51 itu.
"Gusti ora sare, Tengku Zulkarnain, Maaher At Thuwalibbi, Haji Lulung, dan Liesus Sungkharisma. Pak Ahok please hentikan semua ini, cabut sumpah Anda," ucap Jhon dilansir dari akun Twitter @Miduk17, Rabu (25/1/2023).
Sumpah Ahok kata Jhon Sitorus tidak hanya meminta tumbal nyawa, namun pernyataan Ahok yang menyebut mereka yang melawannya bakal dipermalukan Tuhan juga terbukti. Dia lantas mengukit kasus Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang baru-baru ini dijebloskan ke penjara.
"Rizieq Shihab, Bahar Bin Smith, Ahmad Dhani, Buni Yani, dan Ratna Sarumpaet," beber dia.
Permintaan Terakhir Lieus Sungkharisma
Sebelum meninggal dunia, Lieus Sungkharisma sempat mengirim sebuah pernyataannya terkait kondisi politik Tanah Air saat itu. Pesan yang dikirim ke sebuah kantor berita politik itu adalah pesan terakhir dari Lieus Sungkharisma.
Dalam pernyataan terakhirnya itu, Lieus Sungkharisma meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera membuat peraturan untuk membatalkan batas pencalonan presiden atau presidential threshold menjadi nol persen. Menurutnya peraturan presidential threshold 20 persen yang berlaku sekarang ini justru menyusahkan parti politik dan itu hanya berimbas pada demokrasi Indonesia yang menjadi tak sehat.
“Pak Jokowi sekarang punya kuasa. Kalau beliau bilang, partai-partai saya gak suka ini (preshold 20 persen), tidak memberikan kesempatan menampilkan orang-orang amanah dan orang-orang yang baik,” kata Lieus dalam video wawancarannya dilansir Populis.id dari RMOL Rabu (25/1/2023).
Dalam video yang sama, Lieus juga menyorot berbagai deklarasi calon presiden 2024 yang belakangan marak dilakukan sejumlah partai politik dan relawan. Dia bilang itu hanyalah permainan para oligarki untuk mengecoh masyarakat Indonesia.
“Semua dia (oligarki) yang kuasain, semua dia yang tentuin. Rusak kita,” ujar Lieus.[populis]