DEMOKRASI.CO.ID - Pendakwah KH Muhammad Abbas Billy Buntet Cirebon atau dikenal sebagai Gus Abbas, ikut merespons pernyataan kontroversial Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) serupa Firaun.
Diketahui, Cak Nun sebelum meminta maaf sempat menyebut Jokowi serupa Firaun kemudian Luhut Binsar Pandjaitan perlambang Haman dan pengusaha Anthony Salim serupa Qorun.
Terkait itu, Gus Abbas pun menyayangkan pernyataan yang bernada menjelekan sesama umat keluar dari mulut Cak Nun.
"Dilihat dari tataran agama salah, menganalogikan Jokowi dengan firaun itu kesalahan fatal. Segi agama kan Jokowi muslim, firaun kafir. Itu melenceng. Itu bisa menimbulkan asumsi yang kurang bagus dan meracuni rakyat dalam hal berdemokrasi secara sehat. Kita boleh beda pendapat tapi tidak boleh menjelek-jelekkan apalagi mohon maaf memberi julukan yang tidak pantas. Itu sangat dilarang oleh agama," bebernya dalam YouTube Saung Annadwah Channel bertajuk "Klarifikasi Cerdas Gus Abbas tentang Cak Nun Sebut Jokowi Firaun", seperti dilihat Senin (23/1/2023).
Lanjutnya, ia menerangkan jika seseorang memberikan julukan kepada orang yang dibenci termasuk golongan orang yang munafik.
"Kata Imam Jalaluddin Al Mahali siapa yang memberi julukan kepada orang yang dibenci itu termasuk orang yang di dalam hatinya ada titik kemunafikan," ucapnya.
"Saya tidak suka ada julukan ada cebong kadrun dan kampret, itu jangan. Allah saja memanggil kita dengan panggilan yang begitu baik dan indah, tapi kenapa kita memanggil sesama muslim dengan panggilan yang kurang baik. Itu jauh dari kebijaksanaan, dan jangan kalian tiru," imbuhnya.
Tambahnya, ia pun meminta kepada Cak Nun untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata. "Saya minta ke Cak Nun ajang maiyah jadi pembenahan moral dan akhlak. Jadi bagaimana? Cak Nun harus mengerti bagaimana tentang berakhlak, bagaimana tentang mengucap sesuatu, karena mohon maaf Cak Nun itu bukan ulama beliau budayawan," ujarnya.
"Boleh bicara masalah agama, boleh bicara akhlak tapi ingat jangan fatwa, karena itu urusan mufti urusannya ulama. Seumpama tidak tahu Al Quran, hadits lalu bicara quran dan hadits lalu fatwa, yang ada itu yang timbul bukan dakwah tapi syaiton," tegas dia.
Diketahui, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun. Pernyataannya itu lantas membuat jagat media sosial menjadi gaduh karena mendatangkan banyak komentar negatif kepada dirinya.
Namun, tak berselang lama, Cak Nun kemudian minta maaf karena mengaku saat itu dirinya sedang kesambet.
"Kan saya yang mengajarkan, jangan ngomong siapa, tapi apa. Itu saya sendiri melanggar, jadi saya minta maaf sama keluarga dan sama semua yang terciprat, menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," kata Cak Nun.
"Kesambet itu, tolong Anda pahami sebagai bagian dari hidup manusia," lanjutnya.[populasi]