DEMOKRASI.CO.ID - Politikus PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul menilai ucapan Budayawan Muslim Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyamakan Presiden Joko Widodo sebagai Firaun itu bukanlah sebuah kritikan, melainkan sebuah penghinaan.
Ruhut menentang habis apabila ada pihak yang menyebut itu sebagai kritikan. Sebab, sosok Jokowi sama sekali tidak punya kemiripan dengan Firaun yang selama ini dicap sebagai pemimpin yang buruk. Bagi Ruhut, Jokowi adalah pemimpin yang baik dan dicintai oleh rakyatnya.
"Itu bukan kritik, itu penghinaan. Karena kan bicara Firaun kan itu istilahnya stempel orang tidak baik, sedangkan Pak Jokowi lihat dong, seluruh rakyatnya marah termasuk Ruhut Sitompul, bergilir-gilir gua maki terus," kata Ruhut kepada Populis.id, Sabtu (21/1/2023).
Ruhut mengaku sangat kecewa dengan pernyataan yang disampaikan Cak Nun tersebut. Karena sikapnya yang demikian, Ruhut mengatakan banyak orang yang kemudian menganggap Cak Nun bukan lagi sebagai seorang budayawan.
"Bukan hanya di dalam, di luar negeri masyarakat Indonesia maki-maki dia, dan artinya biar dia tahu dia bukan siapa-siapa, walaupun sebelumnya ada juga kekecohan orang menganggap dia budayawan, sekarang semua sudah menganggap dia bukan budayawan lagi," kata dia.
Ruhut mengaku tak bisa menggambarkan bagaimana publik melihat sosok Cak Nun saat ini. Menurutnya, Cak Nun menjadi sosok yang sangat menyedihkan dan terhina usai menghina Jokowi sebagai Firaun.
"Waduh, (orang) anggap dia susah diuraikan dengan kata-kata, menyedihkan. Dia jadi benar-benar sangat terhina karena ucapannya, karena itu statement aku kan tegas. Ini yang namanya mulutmu, harimaumu. Dimana dia, hilang kebudayawananya," pungkasnya.
Sebelumnya, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun. Pernyataannya itu lantas membuat jagat media sosial menjadi gaduh karena mendatangkan banyak komentar negatif kepada dirinya. Tak berselang lama, Cak Nun kemudian minta maaf karena mengaku saat itu dirinya sedang kesambet.
"Kan saya yang mengajarkan, jangan ngomong siapa, tapi apa. Itu saya sendiri melanggar, jadi saya minta maaf sama keluarga dan sama semua yang terciprat, menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," kata Cak Nun.
"Kesambet itu, tolong Anda pahami sebagai bagian dari hidup manusia," lanjutnya.[populis]