DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menyinggung fenomena ‘pengkhianatan’ sejumlah kader potensial terhadap para tetua partainya.
Seperti, friksi yang terjadi antara Sandiaga Uno dan Anies Baswedan yang dinilai mengkhianati Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Lalu, yang lain, friksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ia menilai hubungan keduanya memperlihatkan bahwa politik Indonesia diwarnai dengan etika yang buruk.
“Pak Jokowi kan nipunya banyak, apalagi ke Ibu Mega, tidak patuh dengan keputusan kongres, bahwa jangan mencalonkan atau mengangkat atau mendukung seseorang sebelum diputuskan oleh Ibu mega,” ujar Rocky dilansir pada Senin (9/1/2023).
“Pak Jokowi sudah angkat Ganjar itu jauh sebelum kontroversi itu muncul. Tentu sakit hati Ibu Mega ada tuh, kenapa nggak minta izin sih?” sambungnya.
Ia menilai, Jokowi sudah mengkhianati tugas yang diberikan Megawati kepada Jokowi sebagai kader PDIP, yaitu membawa misi nasionalisme, Soekarnoisme, serta mewujudkan keadilan sosial di Indonesia.
"Sekarang Anda justru jadi mainannya oligarki. Padahal PDIP di dalam tradisi Soekarno itu anti oligarki. Jadi itu juga yang ada di pikiran Ibu Mega, sehingga Ibu Mega menganggap kurang ajar itu," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Rocky menunggu sikap Megawati, yaitu apakah mengusung Ganjar Pranowo atau Puan Maharani dalam Pilpres 2024.
Ia menilai jika mengusung Ganjar berarti menunjukkan bahwa Megawati seorang politikus yang tak memahami etika berpolitik yang baik.
"Kalau sudah dikhianati, ya sudah, biarin saja. Ibu Mega selalu merasa pengkhianat itu tidak boleh dimaafkan dan itu bagus dalam politik," pungkas Rocky.[populis]