DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik dari Citra Institute, Efriza menyebut ada sejumlah hal yang bisa menjadi batu sandungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir apabila ingin maju sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Efriza menilai, salah satu masalah besar Erick Thohir adalah status dirinya yang tidak berpartai, sehingga tidak ada kendaraan yang pasti siapa yang akan mengusungnya dalam bursa pencalonan. Sebab, setiap partai juga sudah menyiapkan jagoannya masing-masing dari internal.
"Problematika berikutnya ia berhadapan dengan partai-partai yang masih mendorong calon-calon kuatnya yang umumnya dari posisi elite partainya," kata Efriza kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
Situasi itu akan semakin sulit dihadapi oleh Erick Thohir karena kinerjanya selama di BUMN tak begitu dilihat oleh masyarakat. Sehingga dukungan masyarakat terhadap dirinya tak begitu besar dan membuat partai berfikir ulang apabila ingin mengusungnya.
"Disisi lain Erick Thohir juga dalam posisi menteri, kesuksesannya kurang menjadi konsumsi publik," ujarnya.
Lagipula, Efriza menilai sejauh ini Erick Thohir belum menunjukkan keseriusannya untuk menjadi capres atau cawapres. Sebab belum ada upaya yang mencolok yang menunjukkan bahwa dirinya benar-benar menginginkan posisi tersebut.
"Erick Thohir ini tidak punya visi dan misinya apa, dia ini tidak berani total. Dan dia sepertinya masih ngerem-ngerem," tuturnya.
Efriza justru menyebut Erick Thohir adalah politisi yang masih bingung. Karena tidak jelas apa arah yang ingin dituju.
"Jadi kalau bisa kita katakan, Eric Thohir ini politisi yang masih bingung. Dia mau naik RI 2 atau hanya mau jadi menteri doang. Itu yang harusnya dia selesaikan," pungkasnya.[populis]