DEMOKRASI.CO.ID - Bank Nasional Swiss (SNB) membukukan kerugian tahunan sebesar US$143 miliar atau Rp2.228,7 triliun (kurs Rp15.585 per dolar AS) pada 2022.
Dalam laporan yang mereka ungkap, Senin (9/1) kemarin, dan dikutip dari Reuters, kerugian itu merupakan yang terbesar dalam sejarah 115 tahun keberadaan Bank Nasional Swiss.
Kerugian itu berbanding terbalik jika dibandingkan 2021 yang masih untung 26 miliar franc Swiss.
Kalau dihitung, kerugian Bank Nasional Swiss itu setara dengan PDB tahunan Maroko. SNB rencananya merilis rincian kerugian itu pada 6 Maret mendatang.
Mengutip Reuters, Selasa (10/1), salah satu sumber kerugian terbesarnya itu adalah akibat penguatan nilai tukar frans Swiss. Total kerugian yang dipicu oleh gejolak nilai tukar franc itu telah menimbulkan kerugian sampai dengan US$131 miliar.
Sementara sisanya dipicu kejatuhan pasar saham dan pendapatan yang mengakibatkan pukulan telah terhadap nilai portofolio saham dan obligasi bank itu.
Satu-satunya hal positif yang masih dimiliki oleh SNB adalah kepemilikan emas yang mencapai 1.040 ton pada akhir 2021. Kepemilikan itu telah menghasilkan tambahan pendapatan senilai 400 juta franc selama 2022.
Dengan catatan kerugian 2022 itu, SNB tidak akan membagikan hasil usaha kepada pemerintah pusat dan daerah Swiss. Padahal tahun lalu SNB masih bisa membayar 6 miliar franc.[cnn]