DEMOKRASI.CO.ID - Beberapa waktu lalu sebuah video bakal calon presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan menjadi sorotan. Pasalnya, dalam video tampak Anies yang ogah-ogahan bersalaman dengan masyarakat. Di video itu, Anies dengan kemeja putih tiba-tiba didatangi oleh seorang pria paruh baya. Pria tersebut ingin bersalaman dengan Anies, namun mantan Gubernur DKI itu langsung menarik tangannya. Ditambah dengan ekspresi Anies yang tak tersenyum dan langsung berlalu dengan cepat tanpa menoleh lagi, membuat peristiwa itu menjadi bulan-bulanan warganet.
Namun, Mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta sekaligus loyalis Anies Baswedan, Musni Umar pasang badan. Ia menyebut sikap Anies merupakan hal yang wajar, tetapi malah dinarasikan seperti untuk mengecam mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Dengan begitu, Musni Umar menyalahkan buzzer.
“Dasar buzzer yang penuh kebencian,” cuitan Musni dilansir dari suara.com pada Selasa (31/1/2023).
Menurutnya, narasi buzzer lah yang membuat Anies terkesan tak mempunyai kebaikan sama sekali.
“Disebut kelas elit yang pura-pura merakyat,” tuturnya.
Padahal, kata Musni, Anies bukan seseorang yang berasal dari kelas elit seperti yang dinarasikan oleh kubu lawan politiknya.
Musni menilai, Anies itu berasal dari kelas menengah dimana kedua orangtuanya adalah dosen.
Terkait video yang viral itu, menurut Musni, karena Anies memang tak ingin dicium tangannya.
“Mas Anies menghindari dicium tangannya. Kalau Tarik tangan karena nggak mau dicium tangannya,” ungkap Musni.[populis]