DEMOKRASI.CO.ID - Lembaga Survei Nasional (LSN) mengatakan bahwa faktor kisruh internal antara Partai NasDem da Demokrat soal cawapres jadi penyebab suara kandidat capres Anies Baswedan diam di tempat.
"Melalui analisis temuan media monitoring ada beberapa faktor penyebab suara Anies stagnan di pulau Jawa diantaranya kisruh internal elit partai (Nasdem dan Demokrat) terkait siapa cawapres untuk Anies," ucap Direktur Eksekutif LSN Gema N Bakry, Sabtu (14/1).
Ia melanjutkan faktor lain yaitu menurunnya intensitas eksposure Anies di media sosial dan media mainstream.
"Sehingga publik mempertanyakan keseriusan Anies untuk maju dalam Pilpres mendatang," ujar Gema.
Survei terbaru LSN menempatkan posisi suara Anies Baswedan paling bontot di Provinsi Jawa Timur dengan 13,5% jauh berbanding terbalik dengan dua pesaingnya Prabowo Subianto (42,1%) dan Ganjar Pranowo (41,9%).
Sementara itu di Provinsi Jawa Barat suara Anies juga stagnan di 24,8% tertinggal dari Prabowo Subianto (58,4%) namun tetap unggul di atas Ganjar Pranowo (13,2%).
Diketahui, survei LSN dilakukan pada 2-11 Januari 2023 di enam provinsi yang ada di seluruh Pulau Jawa dengan total responden sebanyak 810.
Sampel diambil secara acak bertingkat (multistage random sampling). Sementara itu, pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka.
Nasdem pernah mengusulkan Koalisi Perubahan dideklarasikan 10 November 2022. Sayangnya saat itu, Demokrat dan PKS belum siap.
Sosok pendamping Anies masih dalam pembahasan panjang, menghitung dan mempertimbangkan siapa yang ideal.
Namun yang pasti, partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan sudah sepakat Anies Baswedan yang menjadi capresnya.[populis]