DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mohammad Sohibul Iman menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mati-matian memperjuangkan Cawapres.
Ia menyebut, pada akhirnya yang akan memilih siapa menjadi Cawapres adalah Anies Baswedan. Namun, pemilihan Cawapres melalui harus melalui pertimbangan matang.
"Saya kira terkait masalah cawapres ini sudah jauh-jauh hari, PKS memiliki sikap bahwa proses penentuan Cawapres itu memang semua partai berhak mengajukan. Tapi pada akhirnya pemilihannya itu diserahkan kepada Capres, tentu saja melalui mekanisme yang objektif mislanya masalah elektabilitas dan sebagainya," katanya kepada awak media di Jakarta pada Senin (31/01/2023).
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan, PKS akan tetap pada Koalisi Perubahan bersama Partai NasDem dan Demokrat. Ia terang-terangan menekankan Cawapres Anies tidak harus dari partainya.
"Tapi yang jelas menentukan Cawapres itu adalah capres sendiri. Jelas dari awal kami mengatakan selama Cawapres yang dipilih itu mendongkrak kemenangan siapapun dia tidak harus Kader PKS, PKS tetap akan dalam koalisi ini," tegasnya.
Lebih lanjut, eks Presiden PKS menjelaskan mengapa partainya sudah sepakat untuk mengusung Anies Baswedan menjadi Capres, menyusul NasDem. Karena Anies dianggap punya peluang untuk menang seperti kriteria PKS.
"Jadi kita menetapkan kriteria adalah memiliki peluang untuk menang. Saya katakan iru bukan memiliki elektabilitas tertinggi hari ini. Paling tidak, pengalaman kita berpolitik sejak reformasi tiga besar itu punya peluang untuk menang dan kami sudah membuktikannya," terangnya.
Menurutnya, ketika Pilkada DKI Jakarta yang lalu, calonnya masuk tiga besar. Tapi dengan usaha maksimal dan juga takdir dari yang di atas kemudian kita memenangkan.
"Beberapa pilkada juga demikian, membuktikan bahwa tidak harus yang paling tinggi saat ini di dalam elektablitas. Tapi insya allah debgan kerja keras kita semua mengntarkannya menjadi yang tertnggi pada hari H-nya," pungkasnya. [populis]