DEMOKRASI.CO.ID - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti tanggapan dari Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang membeberkan sejumbah alasan terkait Koalisi Perubahan yang digagas bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.
Hal tersebut ditanggapi Refly Harun melalui video di akun YouTube pribadi miliknya. Dalam tayangan videonya, Refly Harun menyinggung soal salah satu alasan yang disebut oleh Mardani Ali Sera yakni terkait lawan yang dihadapinya yakni oligarki politik.
"Sudah jadi kebiasaan yang namanya 9 naga atau cukong-cukong bandar politik ini tidak pernah bermain satu kaki. Dia akan juga bermain dua kaki. Jadi kalau calonnya ada tiga, bermain tiga kaki," ujar Refly Harun dikutip NewsWorthy dari video di akun YouTube pribadi miliknya, Sabtu (3/12).
Lanjut, Refly Harun juga mengutarakan terkait calon yang terpilih yakni dikendalikan oleh oligarki.
"Maka ujung-ujungnya seperti kata Aep Saefuloh bergantung pada calon yang terpilih. Apakah dia dikendalikan oleh oligarki, ataukah sebaliknya dia mampu mengendalikan oligarki. Atau setidak-tidaknya dia bisa bernegosiasi dengan oligarki," ujar Refly Harun.
"Jadi kita tidak bisa menolak kehadiran oligarki baik politik maupun bisnis di dalam politik itu sendiri. Mereka akan senantiasa ada dalam masa pemerintahan apapun," tambahnya.
Meski begitu, Refly Harun menegaskan bahwa ada yang paling penting terkait oligarki.
"Tapi yang paling penting adalah bagaimana penguasa yang terpilih, presiden yang terpilih itu tidak tunduk pada mereka," ucap Refly Harun.
"Mampu membawa mereka pada ruang negosiasi setidak-tidaknya atau bahkan menundukkan mereka agar kemauan presiden yang mengatasnamakan kemauan rakyat banyak lah yang didahulukan atau paling tidak ditempatkan di tempat prioritas," pungkasnya. [wartaekonomi]