DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Umum Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer alias Noel, menilai relawan Jokowi saat ini sudah tak solid. Hal itu terlihat dari acara relawan Nusantara Bersatu di GBK pekan lalu yang menuai kontroversi dan banyak kritik, termasuk dari PDIP.
Menurutnya, relawan Jokowi saat ini bukan fokus untuk mengawal pemerintahan Jokowi namun justru sibuk mencari keuntungan dan jabatan jelang 2024.
"Ada beberapa kelompok, kemarin yang di GBK dan Musra. Kalau mau jujur, relawan Jokowi sudah enggak ada. Karena mereka sibuk soal cari uang buat event, yang satu cari lewat event dengan gerilya-gerilya politik, yang satu sibuk juga ciptakan Jokowi jadi monster politik," kata Noel dalam acara diskusi KedaiKopi di Jakarta, Minggu (4/12).
"Ada pernyataan teman saya juga sebenarnya, Benny Ramdhani, 'kita sampaikan kita ini banyak Pak, kita siap tempur'. Nah, saya heran seorang penjabat publik pendukung Jokowi bicara kuantiti, harusnya kualitas. Kemudian pake bahasa tempur. Siapa yang mau ditempurin? Kita enggak dalam posisi kampanye," imbuh dia.
Noel melanjutkan, perpecahan relawan juga terlihat dari dukungan soal capres-cawapres. Ia melihat ada relawan yang mengaku akan tegas lurus mengikuti dukungan Jokowi soal capres, namun di satu sisi juga menawarkan sejumlah nama kepada Jokowi.
Noel menyindir relawan Jokowi yang belakangan melakukan safari politik terkait capres-cawapres.
"Ini [Nusantara Bersatu] event Jokowi yang paling buruk yang pernah saya rasakan di antara semua. Biasanya soliditas relawan ketahuan. Ini saling nutupin 'kita solid, kita solid', padahal bohong semua tuh. Kita tahu enggak solid. Yang satu kelompok A bicara tegak lurus Presiden Jokowi, yang satu mulai nawarin nama-nama capres," paparnya.
"Jadi ada yang tidak konsisten. [Bilang] kami tegak lurus Presiden, tapi nawarin nama. Saya enggak ngerti ini relawan apa calo ya. Karena sudah safari-safari. Relawan sebenernya kan kawal kebijakan, bukan partisan," imbuh dia.
Noel khawatir karena Jokowi seperti tidak keberatan dengan kelakuan para relawan tersebut. Ini terlihat dari sikap Jokowi yang tak menjauh dan justru nyaman dengan kehadiran relawan.
"Kenapa Presiden masih mau pakai relawan? Dulu kita bangga dengan apa yang selalu Presiden sampaikan, 'saya adalah pemimpin yang tidak punya beban'. Kalau pemimpin tidak punya beban, dia tidak akan punya ketakutan apa pun. Artinya, sekarang saya khawatir {residen jangan-jangan ada ketakutan. Saya enggak tahu ketakutannya di mana," ungkapnya.
Noel memastikan, dia tak akan mendukung relawan yang menjerumuskan Jokowi. Menurutnya, relawan sejati Jokowi seharusnya fokus mengawal kebijakan Jokowi selama memerintah sehingga meninggalkan legacy yang baik.
"Kenapa saya kritis? Ya karena harus jadi pengawas, anjing penjaga Presiden dalam proses kebijakan. Berapa banyak kebijakan yang tidak berpihak? Misal bansos yang dikorup masuk penjara, itu hasil bisikan saya ke Presiden. Kedua soal beberapa menteri kebijakan tidak baik akhirnya direshuffle. COVID, minyak goreng, mafia tanah, 3 periode, boleh jadi wakil presiden," ujarnya.
"Saya kritis karena saya enggak mau Jokowi jadi monster. Saya bangga dengan pemimpin yang saya pilih. Pemimpin ketika tidak bisa lagi dikontrol, lupa kekuasaan, dia bisa jadi monster dan itu bahaya," pungkas dia.[kumparan]