DEMOKRASI.CO.ID - Berbagai agenda kunjungan bakal calon presiden dari Parta Nasdem, Anies Baswedan, dianggap sebagai bentuk ajang kampanye. Namun pihak Nasdem dengan tegas membantah bahwa Anies telah mencuri start kampanye.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengapresiasi sambutan luar biasa dari masyarakat berbagai daerah atas kunjungan Anies. Tetapi ia membantah tudingan jika kunjungan tersebut merupakan ajang kampanye.
"Ada yang mengatakan Anies berkampanye terselubung. Ada yang mengatakan Anies curi start kampanye. Saya pastikan Anies Baswedan belum resmi sebagai calon presiden karena belum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU)," tegas Ahmad Ali dalam keterangan tertulisnya, Minggu (11/12).
Sampai saat ini, Ali mengatakan, belum ada peserta pemilu bahkan capres yang ditetapkan oleh KPU karena jadwal pendaftaran baru akan dibuka pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Sementara kampanye baru dimulai pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Adapun ia menjelaskan, kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke berbagai daerah merupakan bagian dari konsolidasi yang sedang dilakukan oleh Partai Nasdem, sebagai bentuk pertanggungjawaban partai yang memutuskan untuk memenangkan Anies.
Dengan diumumkannya Anies sebagai bakal capres Nasdem, maka kewajiban partai untuk mengonsolidasikannya ke daerah-daerah agar Anies dikenal luas masyarakat Indonesia.
"Tidak bijaksana kalau kita mengumumkan calon presiden di penghujung pendaftaran dimulai. Masyarakat jadi tidak punya kesempatan untuk mengoreksi calon pemimpinnya," jelasnya.
"Karena ini adalah hak konstitusi rakyat yang harus dipenuhi oleh partai politik," tambah Ali.
Kemarin, Sabtu (10/12), Anies telah melanjutkan silaturahmi kebangsaan ke Sulawesi Selatan. Di bandara, ribuan masyarakat menyambut kedatangan Anies. Warga pun berduyun-duyun menghampiri dan ingin bersalaman dengan cucu pahlawan Nasional AR Baswedan itu. [rmol]