DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengaku prihatin dengan lembaga pendidikan yang terkesan mengobral gelar doktor honoris causa hingga profesor kehormatan.
Said Didu mengungkapkan dengan porsi anggaran 20 persen dari APBN, lembaga pendidikan saat ini cuma menghancurkan dunia pendidikan.
"Lembaga pendidikan telah menghancurkan dunia pendidikan padahal 20 % APBN diberikan kepada mereka tapi hasilnya adalah upacara pemberian gelar tanpa sekolah," tulis Said Didu dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Selasa (9/8/2022).
Cuitan Said Didu itu merespon pernyataan kader NU Umar Hasibuan, yang menyoroti gelar profesor kehormatan dan doktor honoris causa Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
"Kalau baca ini. Gak ada artinya kuliah 6 thn utk dapat gelar Doktor," ungkap Gus Umar sapaan akrabnya sambil menyertakan tangkapan layar berita soal Megawati yang membeberkan gelarnya.
Sebelumnya, dalam kickoff penurunan stunting oleh BKKBN secara hybrid di Gedung Puri Ardhya Garini, Jakarta, pada Senin (8/8), Megawati Soekarnoputri menyebut beberapa gelarnya.
"Saya suka bilangnya melewat, lho kok stunting, jebol republik ini. Saya suka dengerin ceramah, kan, katanya saya profesor gitu, ya, saya sendiri suka kaget, orang kok bilang saya prof dari mana, ya prof saya dua lho," kata Megawati.
Megawati mengatakan, saat ini dirinya baru mempunyai 2 gelar profesor dan 9 doktor honoris causa. Namun dalam waktu dekat, gelarnya masih akan bertambah.
"Belum lagi doktor honoris saya 9, masih nunggu lagi 5, apa tidak bingung ya? Berarti di RI hanya saya satunya lho yang prof mau 3, doktor honoris causanya 15," ucap Megawati.(msn/fajar)