DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo tengah jadi buah bibir seantero negeri setidaknya selama 1 bulan terakhir atau sejak mencuatnya kasus kematian Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
Seorang sahabat lama dari Irjen Ferdy Sambo, Agussalim Narwis bercerita tentang sosok Ferdy Sambo di masa SMA & Akpol.
Agussalim dan Sambo telah bersahabat sejak SMA, hingga sama-sama masuk Akabri pada 1991 di Magelang, Jawa Tengah.
"Saya teman sekelas sama Ferdy itu sejak kelas satu. Kemudian saya sama-sama masuk Akabri tahun 1991 ke Magelang sama-sama lulus. Dia masuk Akpol, saya masuk AAU," ungkap Agussalim melalui keterangan tertulis yang diterima fajar.co.id, Jumat (12/8/2022).
Agussalim menceritakan, Ferdy Sambo lulus menjadi perwira, sementara dirinya gagal. Ferdy Sambo sejak SMA sudah terkenal tegas dan disiplin, 3 tahun selalu ditunjuk sebagai ketua kelas membuktikan dia dipercaya memimpin temannya.
Di Akpol pun Ferdy menjadi Polisi Taruna (Poltar) yang tentu memiliki disiplin yang tinggi.
"Selain itu Ferdy juga cerdas ya. Karena sejak kelas satu nilainya selalu bagus. Dia naik kelas dua itu ambil jurusan IPA biologi. Karena memang dari dulu itu cita-citanya pengen jadi polisi," bebernya.
Selain itu Ferdy juga dikenal disiplin, sejak SMA kalau janjian pasti selalu ditepati dan datangnya selalu tepat waktu.
"Waktu SMA Ferdy aktif di Taekwondo, sedangkan saya aktif di Pramuka dan Pencinta Alam Kalpataru," kenangnya.
"Kalau kita bicara pergaulan Ferdy dengan teman-teman, dia itu sangat mudah bergaul. Jadi dia orangnya bukan penyendiri, suka ramai. Kalau ada kumpul-kumpul waktu SMA selalu ikut," katanya.
Cerita tentang Putri Chandrawahi istrinya, merupakan teman sekolahnya di SMP Negeri 6 Ujung Pandang Sulawesi Selatan
"Istrinya yang sekarang ini, Putri, itu adalah cinta pertamanya dari SMP. Jadi dia pacaran sama Putri itu sejak SMP," katanya.
"Sepengetahuan saya Ferdy Sambo adalah pria yang setia. Komunikasi kami tetap terjaga sampai saat ini, sebulan sebelum kejadian kami masih berkomunikasi," tutup Agussalim.
Kesaksian sahabat lama ini seolah berbanding terbalik dengan yang dikatakan Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut motif pembunuhan terhadap anak kliennya berkaitan dengan bisnis terlarang di Korps Bhayangkara.
“Ada yang beri informasi ke saya. ini kaitannya dengan judi dan tata kelola sabu-sabu. Ada bisnis di antara mereka,” ungkap Kamaruddin, Rabu (10/8).
Selain itu, Kamaruddin menyebut pembunuhan Brigadir J didasari dendam Ferdy Sambo kepada kliennya. Sebelum penembakan, Brigadir J disebut memberi tahu istri Ferdy Sambo, Putri bahwa suaminya menemui perempuan lain
“Ada motif soal perempuan lain juga, saat itu almarhum memberikan informasi kepada Puteri Candrawati bahwa Sambo sedang pergi ke rumah selingkuhannya,” ujarnya. (dra/fajar)