DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) jalan santai saat car free day (CFD) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Solo, didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir. PDI Perjuangan (PDIP) menyebut Jokowi jalan bareng dua tokoh itu bukan untuk meng-endorse Ganjar dan Erick.
Berdasarkan keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Minggu (7/8), Jokowi dan keluarga mulai berjalan kaki di area CFD sekitar pukul 07.30 WIB. Iriana Jokowi dan cucunya Jan Ethes Srinarendra turut rombongan Jokowi bersama Ganjar dan Erick.
Masyarakat menyapa Jokowi dan Jan Ethes di sepanjang jalan. Selain itu, Jan Ethes tampak membeli balon yang kemudian turut dibagikan kepada sejumlah pengunjung yang membawa anak kecil.
"Terima kasih, Mas Ethes," ujar seorang warga yang diberi balon.
Sejumlah masyarakat juga meminta untuk berfoto bersama dengan Jokowi, Iriana, dan Jan Ethes. "Pak Jokowi, boleh foto?" ujar masyarakat yang kemudian dijawab dengan lambaian tangan memanggil oleh Jokowi.
Sampai di kawasan Ngarsopuro, Jokowi dan Ganjar sempat berbincang. Tampak dari raut muka mereka sedang mengobrol serius. Ganjar mengaku hanya kebetulan bertemu dengan Jokowi. Dia mengatakan datang ke CFD untuk berolahraga.
"Ketemu di jalan. Aku lari sampe gembrobyos (berkeringat). Ra mudeng (nggak tahu Pak Jokowi mau ke CFD)," kata Ganjar setelah menemani Jokowi di Ngarsopuro, Minggu (7/8), seperti dilansir detikJateng.
Dia mengaku sempat bertanya kepada Jokowi saat pertama kali bertemu di Loji Gandrung. Menurutnya, Jokowi hanya ingin melihat-lihat CFD Solo.
"Ada acara apa pak di Loji gandrung. (Jokowi menjawab) 'reuni aja, mau lihat-lihat'. Nggak, beliau mau olahraga saja," ujar dia.
Ganjarist Bicara Endorse Nyapres
Relawan pendukung Ganjar, Ganjarist, menyebut kedekatan Jokowi dan Ganjar sudah menjadi rahasia umum. Jokowi disebut memiliki hubungan yang dekat dengan Ganjar.
"Kan memang sudah jadi rahasia umum, hubungan Pak Jokowi dengan Pak Ganjar itu sangat dekat," kata Ketua Ganjarist Eko Kuntadhi saat dihubungi, Minggu (7/8).
Eko menilai kedekatan Jokowi dan Ganjar tak hanya terkait hubungan di pemerintahan. Menurut Eko, Jokowi dan Ganjar memiliki kedekatan secara personal.
"Kedekatan itu bukan hanya hubungan Presiden dan Gubernur. Tetapi Pak Jokowi secara personal dan Mas secara personal. Bila berjumpa bahasa tubuh keduanya menggambarkan kehangatan," ujar Eko.
Lebih lanjut, Eko menilai kebersamaan itu bisa ditafsirkan adanya sinyal endorse atau dukungan Jokowi kepada Ganjar untuk maju capres 2024. Eko menyebut Jokowi sering menggunakan bahasa simbol dalam melakukan komunikasi politik. Meskipun begitu, dia tak heran bila Ganjar turut hadir dalam agenda Jokowi melakukan CFD di Solo.
"Apakah kedekatan itu bisa ditafsir endorse dari Pak Jokowi ke Mas Ganjar? Bisa saja orang menafsir begitu. Kita tahu Pak Jokowi itu orang Solo. Beliau banyak menggunakan bahasa simbol dalam komunikasi politiknya," katanya.
"Tapi kalau acara CFD-nya Pak Jokowi di Solo, wajar ada Gubernur Jateng. Wong, emang setiap Pak Jokowi pulang ke Solo selalu ditemani Mas Ganjar, kan," lanjutnya.
PDIP: Itu Jalan Sehat Biasa
PDIP menanggapi kedekatan Jokowi dengan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir yang jalan bareng di CFD Solo. PDIP menegaskan bakal memutuskan sosok pemimpin berdasarkan ideologi, rekam jejak, hingga kaderisasi.
"PDI Perjuangan menegaskan bahwa yang dicari dari sosok capres dan cawapres 2024 adalah sosok pemimpin bangsa yang kokoh pada jalan ideologi Pancasila; memiliki rekam jejak prestasi yang membanggakan; lahir melalui proses kaderisasi kepemimpinan partai dan memiliki kemampuan profesional di dalam membawa kemajuan bangsa serta berkomitmen untuk melanjutkan kebijakan pembangunan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Senin (8/8).
PDIP menilai momen Jokowi jalan sehat bareng Ganjar dan Erick sebagai peristiwa hal yang bisa. PDIP menilai memutuskan sosok pemimpin tak dilakukan di pinggir jalan.
"Dengan demikian memutuskan tentang pemimpin tidak dilakukan di pingir jalan; tidak juga dilakukan sambil bersenda-gurau. Semua pertimbangan dilakukan dengan matang penuh dengan hikmat kebijaksanaan," ujar Hasto.
"Karena itulah jalan-jalan sehat yang dilakukan oleh Presiden Jokowi merupakan hal yang biasa, dan tidak terkait dengan kepemimpinan 2024," imbuhnya.
Pembahasan PDIP soal pemimpin 2024, menurut penjelasan Hasto, dilakukan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di tempat khusus. Hal itu, kata Hasto, dilakukan Megawati saat mencalonkan Jokowi.
"Pembahasan kepemimpinan 2024 akan dilakukan melalui dialog intens, mendalam, kontemplatif; bahkan tempatnya pun sangat khusus. Hal itulah yang nantinya akan dilakukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan hal itulah yang beliau lakukan sebelum mencalonkan Pak Jokowi untuk Pemilu 2014 dan 2019," ujar Hasto.
NasDem: Ini Enaknya Punya Jagoan
Partai NasDem turut merespons soal mencuat sinyal Jokowi memberikan endorse Ganjar Pranowo dan Erick Thohir untuk maju Pilpres 2024. Ketua DPP NasDem Willy Aditya menyinggung Ganjar sebagai salah satu jagoan mereka untuk diusung maju nyapres.
"Namanya tafsir ya sah-sah saja. Apapun bisa ditafsirkan dengan beragam perspektif," kata Willy kepada wartawan, Senin (8/8).
Willy tak mempersoalkan jika sinyal endorse dari Jokowi ke Ganjar itu benar. Baginya, Ganjar merupakan salah satu jagoan NasDem di Pilpres 2024.
"Di sisi lain, kalau pun tafsir itu betul ya tidak ada masalah juga. Toh, Mas Ganjar adalah salah satu jagoan NasDem. Ini enaknya punya jagoan lebih dari satu. Ke mana pun jadi enak," tuturnya.
Sebagai informasi, Rakernas NasDem menghasilkan rekomendasi kepada Ketum Surya Paloh untuk mengusung tiga figur di 2024. Mereka adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Andika Perkasa.
Meskipun begitu, dia menegaskan bukan berarti parpolnya plin plan atas rencana usungan figur yang lebih dari satu itu. Menurutnya, hal itu sesuai dengan kekhasan politik kebangsaan yang dibangun NasDem.
KIB Yakin Bukan Keputusan Final
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, PPP menilai Ganjar-Erick belum final. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani awalnya menyebut momen Jokowi bersama para anggota kabinet membuka tafsir endorsement untuk Pilpres 2024.
"Setiap momen kebersamaan Jokowi dengan anggota kabinet, gubernur atau pejabat pemerintahan lainnya, harus diakui membuka ruang tafsir endorsement untuk pencapresan 2024. Tentu penafsiran itu pun ya sah-sah saja," kata Arsul kepada wartawan, Senin (8/8).
Arsul menilai isu dukungan Jokowi ke Ganjar dan Erick belum final. Dia yakin dukungan Jokowi bisa saja berubah dari waktu ke waktu.
"Namun karena momen kebersamaan itu dari waktu ke waktu bisa jadi berbeda yang terkait dengan sosok-sosok yang berpotensi jadi capres dan cawapres, maka tafsirnya bisa jadi kita maknai sebagai keadaan saat ini dan bukan sesuatu yang final," ujarnya.
Arsul mengatakan pihaknya bakal terus mencermati perkembangan bursa capres. Meskipun tafsiran sinyal 'endorse nyapres' itu muncul, Arsul menekankan KIB bakal memprioritaskan pencapresan berasal dari kader internal KIB.
"Bagi KIB tentu semuanya kami cermati, namun yang juga akan terus kami fokuskan adalah menawarkan figur dari dalam dengan tetap melihat tingkat popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas. Apalagi masih ada waktu yang cukup lama menuju pencapresan," kata dia.
Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi turut hadir di Silahturahmi Nasional Koalisi Indonesia Bersatu. Luhut dan Budi Arie duduk sejajar dengan para ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Bersatu.
Tiga ketum Koalisi Indonesia Bersatu: Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas), Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa. (Annisa/detikcom)
PAN Bicara Jokowi's Power
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi berbicara soal kekuatan Jokowi dalam pemenangan Pilpres 2024 mendatang. Menurut Viva, munculnya berbagai prediksi soal arah dukungan Jokowi ke figur tertentu menandakan kekuatannya masih menjadi poin signifikan.
"Adanya prediksi siapa yang akan didukung Pak Jokowi menandakan bahwa faktor kekuatan Jokowi atau Jokowi's power factor masih menjadi poin signifikan terhadap kemenangan berlaga di Pilpres 2024," kata Viva kepada wartawan, Senin (8/8).
Viva mengatakan masih terus menunggu perkembangan politik soal Jokowi's power factor tersebut. "Jokowi's power factor akan diberikan ke siapa, tentu kita akan menunggu perkembangan politik. Masih lama. Santai saja," lanjutnya.
Viva kemudian menyinggung soal tafsiran sinyal Jokowi endorse Ganjar itu muncul pada pertemuan terbaru keduanya di Solo. Menurut Viva, pertemuan Jokowi dan Ganjar tak terlepas dari posisi Ganjar sebagai gubernur Jawa Tengah.
"Jika ada Mas Ganjar di Solo bareng Pak Jokowi, ya itu sudah menjadi kewajiban Mas Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah untuk mendampingi presiden. Begitu juga jika Pak Presiden ada acara di Lamongan, ya dipastikan akan didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Mbak Khofifah. He-he-he...," kata Viva. [detik]