DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo dikabarkan bakal mengumumkan kenaikan harga BBM pada minggu depan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal kemungkinan Presiden Jokowi sendiri yang akan mengumumkan langsung kenaikan harga BBM pada minggu depan.
Dalam wawancara eksklusif bersama Pemimpin Redaksi tvOne, Karni Ilyas yang tayang pada Rabu (17/8/2022), Presiden Jokowi blak-blakan mengungkapkan soal besarnhya beban APBN terhadap subsidi energi.
"Harga BBM juga masih bisa kita pertahankan relatif sama meskipun dengan subsidi yang sangat besar sekali. Rp502 triliun, gede sekali, baik itu (subsidi) listrik, Pertalite, Pertamax, kemudian gas. Kita masih mampu memberikan itu," kata Jokowi.
Subsidi Rp 502 triliun dirasa cukup besar dibandingkan dengan negara-negara lain. Jokowi tidak dapat memastikan apakah pemerintah mampu menahan beban anggaran terhadap harga-harga tersebut lewat subsidi atau tidak.
Sebelumnya, menurut Luhut dalam acara Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Presiden Jokowi telah mengindikasikan bahwa pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan pertalite di harga saat ini.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini. Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita," katanya, Jumat lalu.
Luhut mengakui Indonesia sudah cukup baik menjaga laju inflasi di level yang terkendali saat ini.
Inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi Indonesia masih lebih rendah dari sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen; Uni Eropa sebesar 8,9 persen, bahkan Turki sudah mencapai 79,6 persen.
Namun, capaian inflasi ini melebihi dari batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen. (ebs) [tvonenews]