DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menceritakan perbedaan saat dirinya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan sebagai orang nomor satu di Jakarta, saat membuka Urban 20 Mayors Summit.
Anies sempat menjabat sebagai Mendikbud pada periode pertama kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo. Namun, Anies hanya menjabat selama dua tahun, lalu terkena reshuffle pada 2016.
"Saya pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Waktu itu, kita membahas isu-isu yang terkait dengan kebijakan, kita membahas sejumlah tantangan di seluruh Indonesia," kata Anies di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (30/8).
Menurut Anies selama menjadi menteri dirinya lebih banyak bergulat dengan kertas-kertas dokumen. Hal ini berbeda ketika ia mulai menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta.
Ia mengatakan ketika menjadi gubernur dia lebih banyak berinteraksi dan berurusan dengan masyarakat.
"Tapi saat saya menjadi Gubernur DKI Jakarta, saya banyak berurusan dengan masyarakat daripada kertas. Itu adalah perbedaan," ungkap Anies.
Menurut Anies selama lima tahun menjabat sebagai gubernur dirinya berurusan dengan masalah yang lebih riil dihadapi masyarakat setiap hari.
Ia pun meyakini bahwa ke depannya akan ada lebih banyak masyarakat yang urbanisasi ke kota. Oleh karena itu, menurutnya permasalahan yang ia hadapi sebagai gubernur lebih kompleks.
"Kota adalah tempat di mana lebih banyak masalah di dunia. Ketika bicara mengenai perubahan iklim, kota yang berkontribusi terhadap gas emisi," ujar Anies.
"Kota juga sering memproduksi sampah dan banyak isu lainnya tercipta. Dan juga kota adalah tempat di mana pandemi dimulai dan menyebar lebih cepat," kata dia menambahkan.
Namun, di sisi lain Anies menilai bahwa sebuah kota merupakan tempat munculnya pelbagai inovasi. Oleh sebab itu, ia meminta agar seluruh pemimpin melihat kota tidak hanya tempat tantangan global, tapi juga tempat munculnya solusi-solusi terhadap permasalahan dunia.
Dalam kesempatan itu, Anies juga membandingkan dirinya dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang turut hadir dalam forum tersebut. Menurut Anies, Tito malah kebalikan dari dirinya.
Sebelum menjabat sebagai Mendagri, Tito pernah menjadi Kapolri. Ia menilai saat menjadi polisi, Tito lebih banyak melayani masyarakat.
"Ini unik kalau dibandingkan dengan Pak Tito. Anda memulai dengan melayani masyarakat sebagai Kapolri, kemudian saat ini berurusan dengan dokumen-dokumen," pungkasnya.
Seperti diketahui, Jakarta menjadi tuan rumah Urban 20 Mayors Summit yang diselenggarakan di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini akan memberi kesempatan bagi para pemimpin kota U20 untuk berkumpul, memperkuat kolaborasi dan menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah Indonesia pada G20 Leaders Summit yang akan berlangsung di Bali pada tanggal 15-16 November 2022 mendatang.
U20 Mayors Summit dihadiri 12 delegasi kota yaitu Los Angeles, Rotterdam, Tokyo, Tshwane, Mumbai, Sydney, Berlin, São Paulo, Madrid, Moskow, Buenos Aires, serta Istanbul.[cnn]