DEMOKRASI.CO.ID - Konflik antar suporter sepak bola di Indonesia seakan tidak ada habisnya. Meskipun sudah ada sanksi yang ditetapkan Komdis PSSI, namun kasus serupa masih terjadi.
Pertandingan sepak bola memang meriah, tetapi tidak jarang dibarengi dengan kelakuan oknum suporter yang tersulut emosi. Menyebabkan ricuh saat pertandingan berlangsung.
Tidak sedikit dari kasus ricuh tersebut menyebabkan suporter, panitia, pihak penyelenggara, pihak keamanan, dan lain sebagainya mengalami luka-luka, bahkan kejadian meninggal dunia.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari banyak pihak terkait, untuk mencegah atau pun meminimalisir kejadian buruk terulang lagi di kemudian hari.
Indonesia mesti berkaca ke liga Inggris, Dikutip dari INDOSPORT, salah satu cara yang dilakukan untuk mengantisipasi tindakan yang mengarah rusuh adalah dengan membiarkan aparat keamanan (berpakaian preman) melakukan penyusupan ke barisan suporter klub.
Cara ini sudah dilakukan sejak awal tahun 1986 sebagai usaha Inggris dalam mereformasi keamanan di stadion menyusul tragedi Heysel di awal 80-an. Selain itu, sanksi harus dipertegas agar suporter berpikir banyak kali sebelum rusuh di tribun.
Menilik 5 tahun terkahir, kasus demi kasus bentrok antar suporter kerap terjadi. Di antara kasus itu, tidak sedikit yang menelan korban nyawa.
Sedikit mundur ke belakang, Micko Pratama (Bonek), meninggal karena terkena lemparan batu setelah menyaksikan Persebaya di Solo (13/04/2018). Dhimas Duha Romli dari Aremania (18/04/2018).
2018 menjadi tahun yang panas memang antar suporter. William Wijaya, suporter Persitara meninggal akibat dikeroyok warga (04/08/2018).
Muhammad Iqbal, jadi korban bentrok suporter PSS Sleman vs PSIM Yogyakarta (27/07/2018). Haringga Sirla dari Jakmania, dianiaya suporter di kawasan Stadion GBLA (23/09/2018).
Dua orang Bobotoh pendukung Persib Bandung, Asep Ahmad Solihin dan Sofian Yusuf meninggal dunia.
Keduanya dikabarkan meninggal saat pertandingan Piala Presiden 2022 antara Persebaya vs Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (17/6/2022).
Terbaru, suporter PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah yang menjadi korban pengeroyokan oknum suporter. Ini menjadi yang kedua kalinya Sleman kehilangan nyawa suporter gara-gara pengeroyokan. Sebelumnya, Asadullah Al khairi pada 2019 lalu.(Muhsin/fajar)