DEMOKRASI.CO.ID - Asmara Terlarang disebut-sebut sebagai motif pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat yang diotaki Irjen Ferdy Sambo.
Menko Polhukam Mahfud MD telah mengatakan motif pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat sensitif dan hanya boleh didengar oleh orang dewasa.
Ucapan Mahfud MD itu mengisyaratkan bahwa pembunuhan Brigadir Joshua ada kaitannya dengan masalah asmara terlarang.
Mahfud MD menegaskan motif pembunuhan Brigadir Josua bukan pelecehan seksual.
Karena itu, Mahfud MD meminta kepada Polri agar kasus dugaan pelecehan Putri Candrawati dihentikan.
Arahan Mahfud MD langsung ditindaklanjuti Bareskrim Polri dengan menghentikan kasus dugaan pelecehan dan penodongan istri Ferdy Sambo.
Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi mengatakan laporan Putri Candrawati ke polisi terkait dugaan pelecehan dan pembunuhan telah dihentikan.
“Berdasarkan hasil gelar perkara, kita hentikan penyidikan kasus pelecehan seksual dan dugaan pembunuhan,” ucap Andi Rian kepada wartawan di Bareskrim, Jumat malam (12/8).
Andi Rian menyampaikan, alasan dihentikan kedua perkara yang dilaporkan Putri Candrawati itu lantaran memang tidak ditemukan tindak pidananya.
“Dihentikan karena tidak ditemukan peristiwa pidananya,” beber dia.
Andi Rian menyebut, laporan polisi yang dilayangkan Putri Candrawati terkait kasus tewasnya Brigadir Joshua itu juga dinilai sebagai usaha menghalang-halangi penyelidikan atau obstruction of justice.
Sebab, kedua kasus yang dituduhkan kepada terlapor Brigadir Joshua itu tidak pernah dialami pelapor Putri Candrawati.
“Dugaan pembunuhan dan pelecehan seksual (Putri Chandrawathi) itu tidak ada. Oleh karena itu dihentikan penyidikannya,” tandasnya.
Asmara Terlarang di Magelang
Informasi yang beredar menyebut hubungan terlarang antara Brigadir Josua dan Putri Candrawati terjadi di Magelang.
Hubungan terlarang itu diketahui oleh ajudan dan melaporkannya ke Irjen Ferdy Sambo.Ferdy Sambo dan Putri Candrawati kemudian terlibat pertengkaran hebat di Magelang.
Karena itu, dalam perjalanan pulang dari Magelang ke Jakarta, Putri terus menangis.Pada sisi lain, Brigadir Josua menghubungi pacarnya Vera Simanjuntak melalui video call.
Brigadir Josua mengaku diancam akan dibunuh. Ia menangis dan meminta Vera Simanjuntak untuk mencari pria lain sebagai penggantinya.
Ucapan itu menyiratkan Josua menyadari kesalahannya dan taruhannya adalah nyawa.
Pengakuan Ferdy Sambo
Irjen Ferdy Sambo mengaku mengotaki pembunuhan Josua karena sakit hati istrinya, Putri Candrawati dilecehkan.
Kepada penyidik Ferdy Sambo mengatakan istrinya dilecehkan oleh Brigadir Josua di Magelang.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Jayadi mengatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Sambo marah lantaran Putri Chandrawati dilecehkan di Magelang.
“Tersangka FS mengatakan bahwa dirinya menjadi marah dan emosi setelah mendapat laporan dari istrinya PC yang mengalami tindakan yang melukai harkat dan martabat keluarga,” ucap ujar Andi Rian Jayadi.
Setelah mendapat laporan itu, Sambo langsung memanggil tersangka RR dan RE untuk melakukan rencana pembunuhan tersebut.
“FS memanggil tersangka RR dan tersangka RE untuk melakukan rencana pembunuhan terhadap almarhum Yoshua,” ucap Andi.
Reaksi Keluarga Brigadir Joshua
Ayah Brigadir Joshua, Samuel Hutabarat tidak percaya dengan pengakuan Ferdy Sambo yang dituangkan dalam BAP.
“Saya rasa setiap narasi yang disampaikan dia (Ferdy Sambo) itu bentuk alibi-alibi yang berlebihan,” ucap Sameul, Jumat (12/8).
Pengacara keluarga Brigadir Josua, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan alibi yang disampaikan Ferdy Sambo tidak masuk akal.
Sebab, Brigadir Josua masih sempat mengawal istri Ferdy Sambo saat dalam perjalanan pulang dari Magelang menuju Jakarta.
“Bohong itu. Kalau istrimu sudah dilecehkan di Magelang, kamu sebagai Kadiv Propam mungkin gak kamu kasih istrimu dikawal orang yang sudah melecehkan balik ke Jakarta,” kata Kamaruddin Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (12/8).
Kamaruddin menuding Ferdy Sambo mulai mencari-cari alasan dengan menutupi kebohongan dengan kebohogan.
Ia menyebut cara seperti itu justru akan membuat institusi Polri menjadi malu.
“Jadi Kadiv Propam ini menggali kebohongan untuk menutup kebohongan. Yang ada nanti institusi Polri jadi malu,” tegas Kamaruddin.
Jika benar terjadi pelecehan, seharusnya Ferdy Sambo tidak membiarkan Brigadir Josua tetap mengawal Putri Candrawati dari Magelang ke Jakarta.
“Tidak ada orang yang menyerahkan istrinya untuk dikawal orang yang telah melecehkan istrinya, kecuali Ferdy Sambo. Itu ndak masuk akal. Anak SD saja bisa mencerna,” jelas Kamaruddin.
Kamaruddin menegaskan keterangan Sambo tidak bisa dipercaya karena sejak awal sudah menutupi fakta-fakta yang terjadi.
“Pertama katanya dilecehkannya itu di rumah dinas di Jakarta, maka dilaporkan ke Jaksel. Sekarang jadi bergeser ke Magelang. Ini mabuk tanpa minum,” sindir Kamaruddin.
Kamaruddin mempertanyakan jika memang ada kasus pelecehan di Magelang, seharusnya Ferdy Sambo langsung melaporkannya ke polisi di Magelang.
“Kenapa dia bikin laporan di Jakarta Selatan kalau kejadiannya di Magelang. Kenapa dia tidak perintahkan Kabid Propamnya untuk menangkap Yosua waktu di Jawa Tengah sana,” tandas Kamaruddin. (pojoksatu/fajar)