DEMOKRASI.CO.ID - NasDem menjadi partai politik pertama yang mendeklarasikan bakal Calon Presiden. Tiga nama kandidat diusung diantaranya Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Jenderal Andika Perkasa.
Mayoritas kader Nasdem yang diwakili para pimpinan DPW menginginkan Anies Rasyid Baswedan menjadi capres Partai Nasdem. Sebanyak 32 dari 34 DPW menyebutkan nama Anies, hanya Papua Barat yang tidak menyebutkan nama Anies Baswedan lalu ada Kaltim yang hanya merekomendasikan kader internal.
Sayangnya, keputusan Partai NasDem mencapreskan Gubernur DKI Jakarta itu di Pilpres 2024 mendatang justru membawa efek negatif bagi elektabilitas partai.
Elektabilitas Partai NasDem melorot ke angka 2,1 persen setelah sebelumnya mencapai 4,0 persen pada survei Center for Political Communication Studies (CPCS) April 2022 lalu.
"Keputusan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden membuat NasDem ditinggal oleh sebagian pemilih nasionalis," ujar Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Padahal tiga bulan lalu, NasDem masih mampu mengamankan posisi dengan raihan elektabilitas di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Menurut Okta, keputusan NasDem mencapreskan Anies belum tentu sudah bersifat final.
"Mencapreskan Anies merupakan strategi NasDem untuk memimpin poros koalisi di luar PDIP, Gerindra, dan Golkar," nilainya.
Okta berpandangan bahwa peta koalisi dan bursa capres masih sangat dinamis, termasuk pertimbangan NasDem untuk mengusung Anies.
Sejauh ini, Anies masih menjadi figur sentral di kubu oposisi Pemerintahan Jokowi dan kerap dirangkul untuk meningkatkan posisi tawar dalam politik. (dra/fajar)