DEMOKRASI.CO.ID - Kinerja Presiden Joko Widodo dinilai publik menurun atau cenderung stagnan dalam kurun waktu setahun terakhir ini. Hal itu merupakan temuan dari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait kinerja presiden.
Direktur eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengurai kinerja presiden menurut publik pada Juni hingga awal Juli 2022 silam cenderung puas dan menyatakan puas atau sangat puas berada di angka 64 persen, yang menyatakan kurang puas hanya 33 persen.
“Secara mayoritas berada di hampir semua kelompok pemilih kecuali di kelompok etnis Melayu. Di kelompok etnis Melayu itu persepsi puas dan tidak puasnya itu cenderung berimbang tapi yang lain mayoritas cenderung menyatakan puas dengan kinerja presiden,” kata Djayadi dalam hasil surveinya yang disampaikan secara virtual, Minggu (24/7).
Meskipun mayoritas masyarakat menyatakan puas pada periode Juni dan Juli, namun hasil survei ini dianggap LSI cenderung stagnan atau menurun.
Djayadi Hanan menjelaskan bahwa pada bulan Mei 2022 silam LSI sempat melakukan survei dengan pertanyaan yang sama kepada responden, hasilnya justru di angka 67 persen lebih tinggi dibandingkan survei periode Juni-Juli ini.
“Meskipun kalau misalnya kita bandingkan dengan survei nasional sebelumnya pada Mei 2022 itu penilaian ini cenderung stagnan atau sedikit menurun dari 67 persen ke 64 persen,” tutupnya.
Survei LSI ini dilakukan pada periode Juni hingga awal Juli 2022, dengan metodologi random digit dialing melalui sambungan telepon sebanyak 1.206 responden, dengan memilih sampel secara acak.
Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 29 persen, asumsi sample random sampling. [rmol]