DEMOKRASI.CO.ID - Rudi S Kamri melalui channel Youtube Kanal Anak Bangsa mengomentari tindakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang ingin membangun masjid untuk almarhum anaknya.
Rudi Kamri membandingkan sosok anak Ridwan Kamil, almrhum Eril dengan prajurit-prajurit TNI yang meninggal untuk menjaga kedaulatan Indonesia
"Eril siapa yah, apa kehebatannya untuk generasi muda Indonesia atau Jawa Barat saja saya belum pernah melihat. Kenapa dibangunkan masjid megah dengan dana Rp44,48 miliar untuk seorang Eril. Nah tentara-tentara kita atau polisi yang gugur menjaga kedaulatan negara di Papua tidak mendapat penghormatan seperti itu tuh," ucap Rudi Kamri.
Rudi Kamri kemudian menilai Ridwan Kamil terlalu berlebihan jika sampai meminta masyarakat ikut membantu pembangunan masjid Al-Mumtadz dekat makam anaknya.
"Karena dananya Rp44,48 miliar Ridwan Kamil tidak sanggup kemudian membuka donasi, inikan koplak. Kalau masjid ini dibangun atas nama pribadi monggo," ucapnya.
Mengetahui tayangan tersebut, Tokoh NU Umar Hasibuan memberi komentar menohok kepada Rudi Kamri.
"Emang lu siapa? Terkenal saja enggak. Orang sdh meninggal msh sj lu nyinyirin. Sbg ortu wajarlah pak @ridwankamil ksh terbaik buat anaknya," tulis Umar di akun Twitter pribadinya @UmarHasibuan70, Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, Gus Umar menganggap opini Rudi Kamri hanya untuk pencitraan karena kurang menggali informasi tentang masjid yang akan dibangun oleh Ridwan Kamil.
"Pak RK sdh klarifikasi klu masjid itu dibangun jauh sblm anaknya wafat. Klu mmau pansos jgn dgn org yg sdh wafat. Shame on you," jelas Gus Umar.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara atas tuduhan terkait donasi yang diberikan warga untuk pembangunan Masjid Al Mumtadz di Cimaung, Kabupaten Bandung.
"Hak jawab saya. Atas tudingan pak @rudikamri bahwa kami mengemis-ngemis dana pembangunan Al Mumtadz," tulis Emil.
Emil mengungkapkan, pembangunan masjid tersebut sudah dibangun sejak tiga tahun sebelum putra sulungnya dinyatakan meninggal dunia di Sungai Aare, Swiss, beberapa waktu lalu.
"Islamic Center di Cimaung ini sudah berlangsung 3 tahun sebelum Eril wafat, dengan dana pribadi yang dicicil sesuai rejekinya. Jadi bukan baru diniatkan membangun masjid setelah Eril wafat. Makanya sudah beres 1 lantai basement pada saat Eril wafat," ujarnya.
Emil juga menjelaskan tentang pembangunan masjid Al Mumtadz yang dibangun tepat dekat makam Eril.
"Bukan lagi milik pribadi. Sudah berstatus wakaf dari keluarga untuk menjadi pusat dakwah di kawasan Kecamatan Cimaung Kab Bandung. Jadi untuk kepentingan publik bukan properti pribadi lagi. 3. Kebetulan Eril wafat, diinisiasikan namanya menjadi Al Mumtadz," tuturnya.
Emil melanjutkan, masyarakat banyak yang ingin mendonasikan rezekinya untuk masjid Al Mumtadz. Ia pun mengaku para donasi tersebut menyumbang mulai yang receh hingga nilainya besar pun ada.
"Maka agar tertib administrasi, dibuatkanlah format donasi via kitabisa.com agar mudah pertanggungjawabannya," cetusnya.
"Ada tidak ada sumbangan masyarakat, seperti halnya 3 tahun pertama, maka ikhtiar membangun masjid ini tetap akan diwujudkan oleh ikhtiar2 pribadi sampai kapan pun selesainya. Jika tidak suka, silakan saja, tapi minimal tidak berburuk sangka dengan menyimpulkan hal-hal yang tidak proporsional," kata Emil menambahkan.
Selain itu, Emil juga meminta agar Rudi Kamri mencari informasi sejelas-jelasnya sebelum disampaikan kepada masyarakat luas.
"Biasakanlah tabayun, bertanya kepada objek bahasan, karena itu adalah adab yang seharusnya. Terima Kasih, demikian hak jawab kami mewakili keluarga. hatur nuhun," kata Emil mengakhiri hak jawabnya. [Fajar]