DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya setuju untuk mengundurkan diri di tengah kekacauan negara akibat krisis ekonomi terburuk sejak merdeka pada 1948.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengungkapkan jika Indonesia tidak akan bernasib sama dengan Sri Lanka.
Setidaknya kata Said Didu, ada lima faktor kepemimpinan Jokowi tidak bisa dilengserkan oleh rakyat.
“Dukungan politik seakan kuat krn :1) “sponsor” oligarki kepada parpol, 2)pembagian bisnis kepada para politisi3) menjadikan pebisnis jadi pejabat4) membiayai buzzerp, juru survey dan cendekiawan kanebo5) menjadikan kasus hukum pimpinan politik sbg sandra. Rakyat ttp diam ?,”tulis Said Didu di Twitter Senin, 11 Juli 2022.
Diketahui Rajapaksa, yang mendorong agenda ultranasionalis yang keras, dituduh melakukan korupsi, salah mengelola ekonomi, dan mendorong negara itu menuju kebangkrutan.
Sejak Maret, telah terjadi protes luas yang menyerukan agar Rajapaksa, khususnya presiden, disingkirkan dari kekuasaan dan dimintai pertanggungjawaban atas keadaan ekonomi yang mengerikan yang sekarang dihadapi oleh 22 juta orang di negara itu.
Rajapaksa yang seorang mantan anggota militer yang juga dituduh melakukan kejahatan perang ketika dia menjadi menteri pertahanan, telah menolak untuk mundur selama berbulan-bulan.
Pengunduran dirinya pada pekan ini akan menandai berakhirnya penahanan dua dekade yang dimiliki keluarga Rajapaksa atas politik Sri Lanka. (Ikbal/fajar)