DEMOKRASI.CO.ID - Rusia menyatakan siap untuk menghentikan invasinya ke Ukraina jika Kyiv menyetujui persyaratannya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko mengatakan, bahwa Moskow akan menanggapi secara positif jika Ukraina siap untuk melanjutkan negosiasi perdamaian,
"Salah satu syarat yang dituntut Rusia adalah Ukraina harus menegaskan status non-blok dan non-nuklirnya, serta secara resmi mengakui realitas teritorial yang ada," kata Rudenko, dikutip dari kantor berita Interfax, Sabtu 16 Juli 2022.
Rudenko menambahkan, secara khusus Ukraina harus mengakui bahwa Krimea, yang dianeksasi oleh pada 2014, berada di bawah kendali Rusia.
"Dan juga dua negara bagian yang didukung Rusia di Ukraina timur tidak lagi berada di bawah kendali Kyiv," imbuhnya.
Menanggapi permintaan itu, Ukraina telah berulang kali mengatakan tidak mau menyerahkan wilayah apa pun ke Rusia yang disebutnya sebagai penjajah.
Pihak Ukraina justru tengah berencana untuk mengambil kembali tanah yang hilang secara paksa.
Ukraina mengatakan, telah menangkis percobaan serangan darat Rusia setelah Moskow memfokuskan tembakannya ke wilayah sekitar dua kota Vinnytsia di sana yang dipandang sebagai batu loncatan untuk mengambil alih kota-kota besar.
Daniil Bezsonov, seorang pejabat yang didukung Rusia di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, mengatakan pada bahwa angkatan bersenjata negara bagian dan Rusia memfokuskan tembakan mereka di Ukraina timur di kota-kota Siversk dan Soledar.
Rencana Rusia adalah merebut dua kota dan kemudian bergerak maju untuk menyerang kota Sloviansk dan Kramatorsk dari timur.
Militer Ukraina, yang melaporkan penembakan Rusia terhadap Siversk, Soledar dan Kramatorsk, mengatakan pihaknya mempertahankan garis di semua lini dan menangkis semua upaya serangan.
Pasukan separatis yang didukung Rusia pada Kamis malam mengklaim menguasai pemukiman Stryapivka dan Nova Kamianka di sebelah timur Soledar, kata milisi LPR di saluran Telegram mereka. [disway]