DEMOKRASI.CO.ID - Rupee Pakistan (PKR) telah mencapai titik terendah baru terhadap dolar AS pada Selasa (26/7) dalam pasar antarbank.
Data yang dirilis oleh State Bank of Pakistan (SBP) dalam intraday trading, rupee jatuh di angka 232,93 PKR di pasar antar bank. Namun turun pada level 229,88 sehari sebelumnya, yang menyebabkan terperosot menjadi 1,31 persen terhadap dolar.
Menurut pakar ekonomi, krisis politik yang terus-menerus terjadi, cadangan devisa yang rendah, tagihan impor yang tinggi serta keterlambatan dana yang diberikan oleh IMF menjadi penyebab atas melemahnya rupee Pakistan yang terus berlanjut terhadap dolar AS.
"Kekurangan dolar, ketidakpastian politik dan ekonomi yang ditandai dengan ambiguitas mengenai komitmen dari negara-negara sahabat, yang diperlukan untuk pencairan tahap IMF adalah alasan di balik pelemahan rupee yang terus-menerus," kata kepala penelitian Arif Habib Limited, Tahir Abbas, seperti dimuat ANI News.
Kekhawatiran terhadap ekonomi Pakistan telah meningkat karena tersendatnya rupee, hingga turun hampir 8 persen terhadap dolar AS dalam minggu perdagangan terakhir.
Sementara cadangan devisa Pakistan berada di bawah 10 miliar dolar AS, dengan tingkat inflasi tertinggi dalam lebih dari satu dekade.
CEO Alpha Beta Core Khurram Schezad mengatakan dolar yang semakin kuat di pasar global hampir melemahkan semua mata uang dunia, tidak terkecuali rupee.
Selain itu, masalah eksternal Pakistan belum diselesaikan dengan baik. Dia mengatakan meskipun dana dari IMF siap untuk dicairkan, alirannya belum dapat terwujud dengan maksimal karena masih menunggu persetujuan akhir dari Dewan Eksekutif.
Pasar keuangan masih gelisah di tengah krisis politik yang sedang berlangsung di negara ini.
Menurut The News, rupee telah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di dunia, merosot lebih dari 30 persen sejak awal tahun 2022. [rmol]