DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Kepala Bais TNI Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B Ponto ungkap cara mengetahui pemilik asli pistol Glock-17 yang disebut-sebut milik Bharada E dalam kasus baku tembak Brigadir J.
Menurut Soleman B Ponto cara mengetahuinya tidak repot dan ia mengklaim harusnya hal ini tidak perlu jadi polemik karena pihak kepolisian tentu sudah tahu.
Soleman B Ponto juga menyebut jika bukti pistol Glock bisa jadi kunci siapa pemilik penembak Brigadir J yang sebenarnya.
Pernyataannya ini diunggah di kanal YouTube Corry Official dengan judul: "SIAPAKAH YANG DIMAKSUD PURN TNI INI TERKAIT KASUS PENEMBAKAN BRIGADIR J?UNGKAP KEJADIAN SEBENARNYA" yang diunggah pada 19 Juli 2022.
Menurut keterangannya, cara menentukan siapa pemilik asli Glock-17 sangat mudah, karena satu pistol hanya dipegang oleh satu orang saja.
"Setiap pistol itu punya nomor, dari nomor pistol itu sudah tahu siapa pemegang pistol itu, pasti polisi sudah tahu," ujar Soleman, dilansir dari YouTube Corry Official, dilansir pada 21 Juli 2022.
Jadi menurut Mantan Kepala Bais TNI ini jika hendak menguak ikuti saja alur pistol tersebut.
"Nomor ini pemegangnya siapa, apakah pemegang pistol ini saudara E? atau saiapa? gausah diperbincangkan," ujarnya.
"Kalau saya bilang ini pistol raja-raja, yasudahlah kalau raja-raja ada ndak nama raja di dalam situ," sambungnya.
Kini aksi baku tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terus diselidiki.
Irjen Napoleon Bonaparte berikan tanggapan soal kepemilikan senjata anggota polisi.
Diketahui hingga kini pemilik dari pistol Glock-17 dalam kasus penembakan Brigadir J masih jadi perdebatan.
Terkait kepemilikan pistol tersebut banyak spekulasi liar yang mencuat. Bicara soal Glock, Irjen Napoleon Bonaparte ikut buka suara soal kepemilikan senjata.
Menurut Napoleon Bonaparte, setiap pistol memiliki identitasnya sendiri dan hanya boleh dipakai oleh satu orang.
"Setiap senjata dari pendidikan dibilang kalau itu istri pertama, maksudnya tidak boleh dipakaikan ke orang lain. Itu tercatat namanya, nomornya, tidak boleh dititipkan harus dibawa ke mana-mana," ujar Napoleon, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis 21 Juli 2022.
Kemudian Napoleon juga mengungkapkan sejumlah syarat untuk anggota yang dibolehkan memegang senjata.
"Kalau untuk mendapatkannya harus menurut psikologi tidak boleh temperamen. Kemudian dalam kategori tertentu ahlinya ada, kemudian dia harus mahir menggunakannya," tutur Napoleon.
Tak hanya itu, Napoleon juga mengungkapkan setiap anggota Polri akan menerima senjata api dengan jenis yang berbeda-beda, semua tergantung dari pangkat setiap anggota Polri.
"Sebetulnya bukan kewenangan saya untuk menjawab itu, tetapi yang saya tahu untuk penggunaan senjata itu semua diatur kebijakannya oleh pimpinan kesatuan dan departemen yang menanganinya contohnya kalau di Mabes itu Baintelkam. Silakan ditanyakan ke Baintelkam," paparnya.
Meski begitu Napoleon tidak komentar secara jelas terkait pistol Glock-17 yang digunakan Bharada E dalam insiden baku tembak dengan Brigadir J.
"Ada pangkat, tetapi itu bukan kewenangan saya menjawab itu nanti dari Baintelkam yang bisa menentukan kewenangan pangkat apa menggunakan senjata apa," ujar Napoleon.
"Bukan hak saya untuk menjawab (kepemilikan Glock), karena tadi saya bilang itu tergantung kebijakan pimpinannya," tambahnya. [disway]