DEMOKRASI.CO.ID - Situasi di Sri Lanka tampaknya masih belum terkendali. Alih-alih tercipta solusi, justru terjadi aksi massa yang berujung dengan pembakaran kediaman Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe.
Dilaporkan Oneindia, Sabtu (9/7), kediaman PM Wickremesinghe dilaporkan dibakar oleh sekelompok massa pada Sabtu petang. Aksi vandalisme ini terjadi hanya beberapa jam setelah para pengunjuk rasa berhasil menembus barikade polisi dan memasuki rumah Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.
"Pengunjuk rasa telah memasuki kediaman pribadi Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan membakarnya," ujar keterangan Kantor Perdana Menteri.
Tak hanya itu, terjadi aksi kekerasan terhadap jurnalis yang tengah meliput yang dilakukan oleh pihak keamanan kediaman Wickremesinghe di area luar rumah. Peristiwa ini tentu sangat disesalkan di tengah situasi yang masih panas.
"Kebebasan media adalah hal terpenting dalam demokrasi di Sri Lanka," imbuh pernyataan Kantor Perdana Menteri.
Wickremesinghe sendiri telah diminta untuk mengundurkan diri, menyusul makin intensifnya aksi massa di Sri Lanka. Meskipun target dari para pengunjuk rasa adalah mundurnya seluruh pemerintahan Gotabaya Rajapaksa yang tak mampu melepaskan Sri Lanka dari krisis terparah yang pernah dialami negara tersebut.
Wickremesinghe didapuk sebagai perdana menteri setelah gelombang aksi massa yang menuntut pengunduran diri perdana menteri sebelumnya, Mahinda Rajapaksa, makin tak terkendali pada Mei lalu. [rmol]