DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat politik Andi Yusran menyebut koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia (Gerindra-PKB) dan PKS-PKB dimunculkkan hanya untuk cek ombak pada masyarakat.
Menurut Andi Yusran, tak lama lagi, salah satu dari tiga koalisi ini ada yang bakal bubar. Bisa jadi koalisi Gerindra-PKB akan bubar atau koalisi PKS-PKB yang akan bubar.
Selain itu, menurut Andi Yusran, koalisi-koalisi Pilpres 2024 saat ini juga untuk meningkatkan posisi tawar diantara partai- partai lainnya.
Direktur Eksekutif Lanskap Politik Indonesia (LPI), Andi Yusran, Sabtu (9/7) menyebutkan, peta koalisi Pilpres masih dalam kondisi sangat cair.
Berbagai dinamika politik yang saat ini terjadi merupakan hal waja dalam menghangatkan mesin politik menyambut momentum Pilpres.
“Artinya akan ada perubahan perubahan yang bakal terjadi: terkecuali KIB yang hampir pasti tetap utuh bahkan kemungkinan akan bertambah anggotanya. Sementara koalisi gerindra-PKB dan koalisi PKS-PKB bisa jadi bakal bubar dalam waktu dekat, ” kata Andi Yusran.
Sejauh ini, Andi juga membaca Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang berusaha mencari partner yang jelas.
Apalagi, sampai saat ini belum ada satupun partai yang jelas bakal menjadi kawan koalisi, termasuk dengan Nasdem.
“Bidikan ke Golkar bisa jadi sebagai alternatif jikalau Demokrat gagal berkoalisi dengan Nasdem, ” pungkas Dosen Universitas Nasional (Unas) ini.
Posisi politik Partai Demokrat dinilai belum aman untuk menghadapi pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Sadar dengan posisi itu, menggandeng Partai Golkar bisa dianggap alternatif poros yang kuat oleh Demokrat.(rmol/pojoksatu/fajar)