DEMOKRASI.CO.ID - Sebanyak 14 organ relawan garis keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkolaborasi mengadakan Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) Indonesia di Solo yang dikabarkan digelar pada hari ini, Rabu (27/7). Tujuannya, untuk menjaring capres-cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.
Namun giat musra relawan ini ditentang keras oleh Ketua Kelompok Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer. Bahkan pria yang akrab disapa Noel itu menilai menyebut musra relawan Jokowi sebagai gerakan manuver yang anti terhadap partai politik.
Alasannya, karena Musra diarahkan untuk memunculkan capres yang seharusnya menjadi hak konstitusional partai politik.
“Jelang pemilu kita butuh suasana kondusif. Ada stabilitas politik yang berujung pada keamanan. Tidak perlu memaksa partai toh," kata Noel kepada redaksi, Rabu (27/7).
Di satu sisi, Noel mendapat informasi yang menyebut bahwa Presiden Joko Widodo tidak setuju dengan gelaran musra tersebut.
“Nah langkah mereka ini kan dikontruksi partai atau diyakini partai politik sudah disetujui presiden. Padahal saya dengar Presiden menolak,” sambungnya..
Aktivis 98 ini menambahkan, keputusan musra yang memunculkan nama capres-cawapres akan membenturkan atau menghadap-hadapkan Presiden Jokowi dengan parpol. Terutama parpol pendukung koalisi pemerintah.
“Ini berbahaya karena bisa memunculkan kegaduhan politik baru,” tegas Noel. [rmol]