DEMOKRASI.CO.ID - Ferdi Kesek salah satu tim kuasa hukum Vera Simanjuntak kekasih almarhum Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) mengaku kliennya tertekan.
Vera Simanjuntak cukup terganggu dengan kabar dan pemberitaan yang beredar tentang dirinya. Maka untuk sementaran menenangkan diri.
Kondisi terjadi pasca 3 kali pemeriksaaan yang dilakukan Dittipidum Bareskrim Polri di Polda Jambi pekan lalu khususnya ketika pemberitaan beredar begitu masif.
Bahkan informasi yang berkembang Vera Simanjuntak tak lagi bersama dengan orang tua, ia terpaksa tinggal dengan kerabatnya di Jambi untuk menenangkan diri.
“Mba Vera merasa tidak nyaman dengan munculnya berita-berita. Dan perlu dicatat bahwa Mba Vera bukan sebagai saksi kunci dalam kasus ini,” jelas Ferdi Kesek, Kamis, 28 Juli 2022.
Dijelaskan Ferdi Kesek, sebelum peristiwa berdarah pada Jumat 8 Juli 2022 di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Vera Simanjuntak memang berkomunikasi dengan Brigadir J.
Bahkan Ferdi Kesek juga membenarkan screenshot atau tangkapan layar handphone yang memperlihatkan Brigadir J menangis.
“Benar itu komunikasi sepasang kekasih ya. Tapi ada bahasa yang kurang tepat, kalau menyebut Brigadir J curhat adanya ancaman,” ungkap Ferdi.
Layaknya sepasang kekasih, keduanya berkomunikasi, telepon, curhat via whatsapp maupun video call.
Dua kali komunikasi antara Brigadir J dan Mbak Vera terjadi pada tanggal 21 Juni 2022 dan 7 Juni 2022.
"Isi curhat Brigadir J ke Vera mengutarakan permintaan maaf karena belum bisa bertemu Mbak Vera lantaran kesibukannya,” jelas Ferdi Kesek.
Diakui pula oleh Vera Simanjuntak, sambung Ferdi Kasek, bahwa Brigadir J sedang ada masalah dalam pekerjaan.
Namun saat ditanya kembali tentang masalah apa yang dialami, Brigadir J tidak menceritakan secara gamblang.
“Dik aku minta maaf karena kesibukanku belum bisa bertemu, sedang ada masalah. Ada masalah apa bang? tanya mbak Vera. Itulah salah satu isi pembicaraan keduanya,” tutur Ferdi menirukan dialog seputar percakapan Brigadir J dengan Vera.
Harapannya publik bisa menelaah dengan jernih, apa yang kini dialami oleh Vera Simanjuntak. Tekanan psikologis setelah ditinggal kekasih dengan kejadian seperti itu, tentu pukulan berat bagi Vera terutama orang tua dan keluarga besar Brigadir J.
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebutkan, dalam video yang merekam situasi di area Duren Tiga pada 8 Juli 2022, terekam jelas rombongan yang datang dari Magelang secara terpisah.
Beberapa orang yang belakangan disebut terlibat dalam struktur peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J, termasuk di dalamnya Bharada E dan istri Sambo, Putri Chandrawathi, juga ikut terekam.
Ditegaskan Anam, ini bagian yang paling penting. "Ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu ada rombongan baru pulang dari Magelang. Di situ terlihat Bu Putri, ada almarhum Brigadir J,” terangnya.
“Saya bilangnya yang terlihat di salah satu video, ibu (istri Sambo), almarhum Brigadir J, Bharada E itu kelihatan dan beberapa penumpang yang lain,” jelasnya.
Fakta Bicara
Dalam rekaman kamera CCTV di sekitar rumah dinas Sambo, ditemukan fakta Brigadir J sempat melakukan tes PCR pada setelah tiba dari Magelang.
Bahkan, lanjut Anam, Brigadir J melakukan tes PCR bersama dengan Bharada E dan istri Sambo.
“Rombongan dari Magelang sampai, terus habis itu yang kelihatan memang masuklah rombongan-rombongan itu, terus baru lah ke ruang PCR,” ungkap Anam.
Anam memastikan, tempat Sambo dan rombongan melakukan tes PCR bukan di rumah dinas yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP).
"Bukan, bukan TKP. Ini yang terlihat di salah satu video, (PCR) untuk Ibu (Putri), untuk J, untuk Bharada E, itu kelihatan dan beberapa penumpang lain,” terang Anam.
Dalam rangkaian peristiwa yang terekam CCTV tersebut, kata Anam, salah satu catatan penting adalah rekaman di RS Polri Kramat Jati.
“Constraint waktu yang penting di video ini salah satunya adalah soal Kramat Jati. Jadi kalau ditanya waktu dengan Kramat Jati sesuai atau tidak, kalau melihat dengan sekilas ya sesuai, nanti kita akan cek lagi,” kata dia.
Anam mengatakan, rekaman kamera CCTV di lokasi tewasnya Brigadir J hingga kini masih diteliti para penyidik Polri.
“Itu (rekaman video CCTV di TKP) salah satu yang sekarang, yang tadi di foto yang kami sampaikan itu, yang sekarang ada di Labfor untuk diteliti. Makanya minggu depan kami akan ketemu lagi dengan tim siber dan Labfor untuk memastikan itu," ucap Anam.
Anam juga menegaskan Komnas HAM segera memeriksa data dari ponsel milik mendiang Brigadir J yang saat ini berada di tangan penyidik Polri.
Selain itu, kata Anam, Komnas HAM bakal mengagendakan pemeriksaan terhadap Sambo serta sang istri Putri Chandrawati. [disway]