DEMOKRASI.CO.ID - Legislator NasDem Surabaya menemukan praktik prostitusi terselubung di sejumlah bekas lokalisasi di Kota Surabaya, Jawa Timur, termasuk Gang Dolly, yang dulunya ditutup Tri Rismaharani beberapa tahun lalu.
"Sebenarnya tidak hanya eks lokalisasi Dolly saja, tapi juga Moroseneng, Sememi. Padahal di kedua eks lokalisasi ini sudah terdapat usaha padat karya yang dibuat oleh Pemkot Surabaya," kata Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafii, Sabtu silam.
Menurut Imam, hal ini diketahui pada saat ia melintas di Jalan Girilaya yang tidak jauh dari depan Gang Dolly baru-baru ini.
Penelusuran tersebut, lanjut dia, dilatarbelakangi atas rasa penasarannya dengan adanya informasi bahwa di lokalisasi eks Dolly yang telah ditutup Pemkot Surabaya pada 2014, ternyata tidak benar-benar mati.
Aktivitas transaksi seksual masih berlangsung di kawasan itu, tetapi dilakukan secara terselubung alias sembunyi-sembunyi.
Saat di lokasi, Imam mengaku tiba-tiba didatangi seorang pria sembari bertanya apakah sedang mencari teman wanita? Pria tersebut kemudian mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan deretan foto wanita.
Jika setuju, lanjut dia, maka transaksi selanjutnya bisa dilakukan di wisma yang berkedok warung kopi. Adapun tarifnya rata-rata Rp300 ribu untuk short time atau waktu singkat.
"Setelah saya gali, ternyata praktik prostitusi terselubung itu sudah berlangsung lama," kata dia.
Mendapati hal itu, Imam berharap ada upaya serius yang bisa dilakukan Pemkot Surabaya dalam mengatasi persoalan sosial ini.
"Seharusnya tidak hanya melarang para wanita itu bermaksiat, tapi juga dicarikan solusi yang manusiawi, agar mereka tidak terus menerus ke jalan sesat dan menyesatkan itu," kata dia.
Legislator Partai NasDem Surabaya mengaku sudah menyampaikan temuan tersebut kepada 31 camat dan 154 se-Surabaya saat rapat dengan Komisi A DPRD Surabaya.
Pemkot membantah
Mendengar hal itu, Pemerintah Kota Surabaya langsung membantah informasi Imam. Katanya, cuma sebatas rumor. "Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor, ternyata setelah dicek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung. Artinya, orang lewat diawe-awe (dipanggil) kemudian ditunjukkan gambar (perempuan)," kata Camat Sawahan M. Yunus, Minggu (10/7/2022).
Menurut dia, bekas lokalisasi Dolly di Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya kini menjadi kawasan perdagangan serta usaha mikro kecil menengah (UMKM). Stigma buruk lokalisasi yang dulu pernah tersemat di kawasan tersebut, telah berubah seiring dilakukan penutupan oleh Pemkot Surabaya pada 2014.
Pun perempuan yang sehari-harinya berjualan sate di kawasan Putat Jaya berharap, yakni Ila, berharap tidak ada yang membuat rumor eks lokalisasi Dolly kembali dibuka. "Jangan ada yang ngasih rumor-rumor seperti itu. Kami itu sudah mau berusaha menjadi orang yang baik. Jadi, jangan sampai, cap (stigma) kita yang dulu (negatif) seperti itu dikeluarkan lagi," kata Ila. [era]