DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan, dana abadi pendidikan dibangun Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sesuai dengan mandat dari presiden. Di mana sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dialokasikan untuk pendidikan.
Ani begitu sapaan akrabnya mengatakan, dana abadi pendidikan juga sebagai upaya agar uang yang diberikan tidak selalu habis untuk digunakan. Hal itu dilakukan sebagai pertimbangan untuk mengantisipasi berbagai hal tak terduga.
“Seperti Bapak dan Ibu lihat tahun ini, bayangkan waktu kita menyusun APBN awal, belanja negara di desain Rp2.750 triliun dengan asumsi harga minyak US$64 per barel. Hari ini harga minyak hampir 2 kali lipatnya US$120 per barel turun naik di sekitar itu,” ujar Ani dalam telekonferensi, Senin, 27 Mei 2022.
Karena kenaikan harga minyak saat ini telah menyebabkan postur APBN naik dari Rp2.750 miliar jelasnya, akan naik di Rp3.000 triliun. Dengan itu agar tidak mengalami kegagalan sesuai amanat untuk mengalokasikan 20 persen dana tersebut, maka dana abadi sangat berperan dalam hal ini.
“Anda bisa bayangkan jadi menteri keuangan, waktu kita lagi ngurusin untuk subsidi sekalian saya harus memenuhi mandat. So suddenly anggaran pendidikan nanti akan naik makanya waktu itu kami memutuskan untuk membuat dana abadi pendidikan,” jelasnya.
Lebih lanjut Ani menjelaskan, dari kenaikan harga komoditas saat ini Pemerintah berupaya melindungi masyarakat, melindungi pemulihan ekonomi, dan melindungi kesehatan APBN.
“Melindungi masyarakat berarti rakyat tidak bisa diandalkan untuk mengambil syok seluruh kenaikan itu. Kalau tidak berarti seluruh BBM itu sudah naik paling tidak 2 kali lipatnya, tapi kita tidak pass through itu,” terangnya.
Adapun dengan kenaikan energi jelasnya, Pertamina dan PLN juga tidak mampu menahan tekanan tersebut. Maka dengan itu terangnya Pemerintah mengupayakannya dengan anggaran subsidi yang harus ditambahkan untuk melindungi masyarakat.
“Bapak/Ibu tahu berapa jumlah subsidi yang harus kita tambahkan Rp380 triliun. Jadi subsidi yang Bapak Ibu sekalian nikmati dalam bentuk listrik. Tadi ke sini naik mobil event ada berargumen saya pakai Pertamax bu, Pertamax itu masih jauh di bawah harga,” ujarnya. [viva]