DEMOKRASI.CO.ID - Pertemuan lima jam bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh seolah telah membuat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto legowo untuk tidak memaksakan diri maju pada Pilpres 2024 mendatang.
Prabowo yang sudah ikut dalam 3 gelaran pilpres terakhir seperti ingin mengambil peran sebagai king maker dengan mengatakan “tidak usah saya” kepada wartawan usai pertemuan tersebut.
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, persamaan dan pertemanan yang lama dengan Surya Paloh, membuat Prabowo memiliki kesamaan komitmen kebangsaan.
Satyo menilai, pertemuan yang berlangsung sekitar lima jam di Nasdem Tower, Jakarta pada Rabu (1/6) dianggap bukan sekadar makan siang atau silaturahmi biasa, melainkan rangkaian safari politik yang dilakukan oleh Prabowo yang telah dilakukan sejak Idulfitri. Di mana, Prabowo telah berkunjung ke pondok-pondok pesantren dan para kyai kharismatik Nahdlatul Ulama (NU).
"Namun sinyal bahwa 'tak harus Prabowo' menjadi sesuatu yang menarik untuk dianalisa, bahwa kapasitasnya untuk menjadi penentu keputusan dan sangat mungkin sebagai agregator terjadinya pusaran koalisi sangat mungkin dilakukan oleh Prabowo," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/6).
Menurut Satyo, jika saja opsi sebagai "king maker" diambil oleh Prabowo dan memberikan legasi calon presiden (capres) potensial kepada orang yang dianggap layak untuk diusung dengan kriteria yang disebutkannya, maka terdapat beberapa nama yang cocok.
"Maka jika kita berimajinasi tidak berlebihan kiranya bisa saja yang dimaksud oleh Prabowo mungkin saja, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, ataupun Rizal Ramli," kata Satyo.
Bukan tanpa alasan, Satyo membeberkan alasannya menyebut ketiga nama tersebut. Di mana, Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta saat ini dianggap sebagai salah satu jawara elektabilitas. Apalagi, Partai Nasdem termasuk yang paling awal mem-branding Anies sebagai salah satu capres yang akan diusulkan.
Sementara Rizal Ramli selaku ekonom senior, kata Satyo, memenuhi kriteria pengalaman dan kepakaran sebagai teknokrat mumpuni. Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa RR tersebut juga punya kedekatan khusus dengan Prabowo. Bahkan ide-ide ekonomi kerakyatan mantan Menteri Perekonomian era Gus Dur ini sempat dijadikan rujukan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.
Sedangkan Sandiaga Uno yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, adalah kader Gerindra yang sudah teruji loyalitasnya. Sandi juga sempat jadi pendamping Prabowo pada pilpres 2019.
"Dan Sandiaga memenuhi kriteria sebagai calon pemimpin yang memiliki kapasitas di bidang ekonomi kreatif dan kerakyatan," pungkas Satyo. [rmol]