DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh nasional yang juga Ekonomi Senior, Rizal Ramli beberapa waktu lalu kembali melontarkan kritik menohok yang diduga ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini dianggap merakyat, tetapi kata dia kebijakannya tidak pro rakyat.
“Ada yang penampilannya sok merakyat, tapi kebijakan-kebijakannya kebanyakan anti rakyat, dan sangat pro-oligarki,” sindir Rizal Ramli melalui Twitter-nya beberapa waktu lalu.
Dia menyindir bahwa Jokowi tidak pernah berada dalam perjuangan demokrasi. Tetapi dia memanfaatkan demokrasi dengan membangun politik dinasti dan semi otoriter.
“Tidak pernah memperjuangkan demokrasi, tapi menarik manfaat dari demokrasi. Ketika berkuasa,, menarik mundur demokrasi dan membangun sistim semi-otoriter dan dinasti KKN. Aib,” ucap Rizal Ramli.
Lebih lanjut, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini mengatakan, dirinya anti KKN dan otoriter sejak masih menjadi mahasiswa.
Rizal Ramli bahkan merasakan dinginnya jeruji besi sebagai aktivis di masa Soeharto.
“RR itu anti KKN dan anti otoriter sudah sejak mahasiswa ITB. Dengan kawan-kawan 1977/78 diadili dan dipenjara 1,5 tahun di Sukamiskin.
Track record RR itu konsisten anti KKN dan anti otoriter, siapapun yang berkuasa, didalam maupun diluar pemerintah Gitu aja ribet,” katanya.
Rizal Ramli juga menilai bahwa Jokowi membangun dinasti politik melebihi presiden mana pun.
“Bung Karno, Soeharto, Habibie dan Gus Dur kalah nekad !! Ini ndak ngerti, ndak paham perjuangan anti KKN ?
Atau ndak paham etika pejabat negara tidak boleh konflik-kepentingan ? Opo ya penjelasannya?” katanya. [law-justice]